Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemenkop UKM Genjot Ekspor Mebel dan Kerajinan

Kompas.com - 06/02/2020, 19:33 WIB
Elsa Catriana,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA , KOMPAS.com - Kementerian Koperasi Usaha Kecil Menengah (Kemenkop UKM) bersama Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) menyepakati upaya-upaya untuk menggenjot ekspor furnitur dan kerajinan menjadi dua kali lipat.

"Kami sangat mendukung keinginan pemerintah melipatduakan nilai ekspor furniture dan kerajinan, karena peluang kearah itu terbuka lebar namun harus ada upaya upaya untuk mencapainnya," ujar Ketua Umum HIMKI Soenoto dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Kamis (6/2/2020).

Soenoto menjelaskan HIMKI telah mencatat nilai ekspor barang furnitur dan kerajinan pada tahun 2019 mencapai 2,5 miliar dollar AS dan menargetkan sebesar 5 miliar dollar AS pada 2020.

Baca juga: Garap Pasar AS, Ekspor Mebel RI Bersaing Ketat dengan Vietnam

Dalam pertemuannya yang dilakukan dengan Kemenkop UKM Teten Masduki ia memaparkan ada 10 rekomendasi yang diusulkan HIMKI agar ekspor furniture dan kerajinan ini bisa naik dua kali lipat.

Pertama adalah kecukupan pasokan bahan baku khususnya rotan dan kayu sebagai jaminan ketersediaan pasokan ke industri barang jadi.

Untuk itu HIMKI mendukung rencana pemerintah untuk lebih mengaktifkan Badan Penyangga Rotan dan Kayu yang sebenarnya sudah ada.

"Kita telah mengusulkan regulasi kewajiban menanam kayu perkakas bagi HPH, soal regulasi SVLK (sistem verifikasi legalitas kayu) juga telah diusulkan berlaku di hulu saja. Kalau sekarang kan di hilir juga diwajibkan," kata Soenoto.

Baca juga: Pemerintah Rayu Pabrik Mebel Asal China Pindah Ke Indonesia

Kedua, bantuan atau subsidi peremajaan alat dan teknologi produksi agar bisa menopang akselerasi dan efisiensi proses produksi.

Ketiga, inovasi dan pengembangan desain (design center) dan perlindungan desain melalui HAKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual).

Keempat, kebijakan suku bunga pinjaman yang wajar sehingga bisa menjadi salah satu dasar untuk memiliki daya saing.

"Suku bunga perbankan yang sampai ke kita masih 12,6 persen, jauh lebih besar dibanding pesaing kita seperti Vietnam yang 8,7 persen atau China yang cuma 5,6 persen," jelasnya.

Kelima, penegakan hukum atas illegal logging yang memganggu stabilitas pasokan bahan baku. Keenam, pengurangan tarif pajak.

Baca juga: Bisakah Industri Mebel Indonesia Jadi Nomor Satu di Dunia?

Ketujuh, pengembangan kluster modern yang terintegrasi terutama di Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur sebagai pusat industri furnitur dan kerajinan.

Kedelapan, regulasi dan sistem pengupahan yang lebih berkeadilan sehingga mendukung keberlangsungan industri furniture dan kerajinan.

Kesembilan, pendidikan dan pelatihan peningkatan kompetensi SDM. Terakhir, promosi dan pemasaran serta penetrasi pasar sebagai upaya mengenalkan produk dan meningkatkan citra produk Indonesia.

"Tahun ini kami akan menggelar pameran di tujuh negara di Eropa, Timur Tengah dan Asia," jelas Soenoto.

Di Eropa pihaknya akan menggandeng lembaga distributor furnutur Eropa yang berpusat di Brussel Belgia dan beranggotakan 100.000 distributor khusus furniture dan kerajinan.

Baca juga: Ekspor Mebel dan Furniture Jepara Mencapai 150 Juta Dollar AS

Sementara itu Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran Veronica br Simanungkalit menambakan, Kemenkop dan UKM mendukung upaya-upaya yang dilakukan HIMKI.

Pun pihaknya akan menyiapkan kebijakan agar target ekspor furnitur dan kerajinan ini bisa naik dua kali lipat. 

Selain bambu, Kemenkop dan UKM juga akan mendorong furnitur dan kerajinan berbahan non kayu, seperti eceng gondok dan tanaman-tanaman peredu lainnnya yang bisa dijadikan produk-produk khas dan bernilai tinggi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com