Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nasib Nasabah Korban Jiwasraya, Kecewa hingga "Dipingpong" oleh OJK

Kompas.com - 07/02/2020, 11:00 WIB
Ade Miranti Karunia,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Butuh biaya untuk memikirkan nasib keluarga mereka di masa sekarang dan akan datang sekaligus meminta kepastian pembayaran.

Hal itulah yang membuat puluhan orang yang tergabung dalam Forum Korban Gagal Bayar Asuransi Jiwasraya mendatangi Kantor Kementerian Keuangan dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada Kamis (6/2/2020) kemarin.

Rasa kecewa tak henti-hentinya mereka lontarkan.

Penilaian mereka kepada Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati pun tak lagi dianggap prestasi dan hebat, akibat kekesalan para korban nasabah yang hendak bertemu sang menteri tak kunjung tuai hasil.

Baca juga: Nasabah Jiwasraya Kecewa Tak Bisa Bertemu Sri Mulyani

Begitu juga dengan OJK yang dinilai lalai dalam pengawasan.

Bahkan, berujung rasa kesal yang semakin melonjak akibat bobroknya finansial Jiwasraya yang kerap ditutup-tutupi oleh lembaga otoritas pemerintahan tersebut.

Hal ini diluapkan oleh para korban nasabah Jiwasraya usai pertemuan tertutup yang berlangsung tiga jam di OJK.

Kompas.com mengulas seputar peristiwa 50 korban nasabah Jiwasraya Saving Plan yang telah berjuang untuk menyuarakan keinginan.

Mereka pun melontarkan harapan kepada pemerintah agar dapat membayar dana tabungan masa depan mereka yang tak mampu dibayarkan oleh perseroan tersebut.

1. Kekecewaan tumpah

Beberapa korban PT Asuransi Jiwasraya (Persero) menumpahkan rasa kecewanya lantaran perusahaan pelat merah itu tak kunjung mengembalikan uang nasabah.

Ida Tumota, misalnya, nasabah Jiwasraya ini sudah kecewa berat karena BUMN tersebut tak bisa mencairkan dananya sejak 2019. Apalagi pihak Jiwasraya ucapnya, hanya memberikan sepucuk surat.

"Dengan enteng dijawab melalui surat edaran bahwa (dana tak bisa dicairkan) akibat kesalahan investasi," ungkap Ida di Jakarta, Kamis (6/2/2020).

Baca juga: Saat Kekecewaan Korban Jiwasraya Tumpah...

Dalam satu tahun ke belakang, Ida terus menuntut agar uangnya segara dikembalikan. Namun upayanya itu tak kunjung membuahkan hasil.

Ia menilai pemerintah tak memperjuangan sepenuhnya nasib nasabah Jiwasraya. Banyak waktu yang hilang, tenaga dan biaya untuk memperjuangan uangnya di Jiwasraya.

Saat ini, Ida sudah tak tahu lagi apa yang harus diperbuat. Ia juga mengatakan masa depannya telah hilang sebab dana di Jiwasraya sangat dibutuhkan untuk membiayai anak-anaknya.

2. Kecewa tak bisa bertemu Sri Mulyani

Puluhan nasabah korban dari PT Asuransi Jiwasraya (Persero) ngeluruk ke Gedung Kementerian Keuangan.

Para nasabah tersebut mengungkapkan rasa kecewanya karena tidak dapat menemui Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati maupun Wakil Menteri Keuangan, Suahasil Nazara.

Bahkan, hingga pejabat eselon I pun juga tak dapat ditemui.

Hanya Darmawan, dengan jabatan Kepala bidang Program dan Administrasi Kementerian Keuangan yang mewakili untuk mendengar keluhan para nasabah tersebut.

Baca juga: Soal Pembentukan Pansus, Ini Kata Nasabah Jiwasraya

Ida Tumota, salah satu nasabah mengeluh jika tuntutan mereka tak mendapat respon dari pihak Kemenkeu maupun Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

"Kami sudah bertahun-tahun lho Pak. ini juga bilangnya akan kami sampaikan nggak ada respon baliknya. Ke OJK juga iya kami sampaikan, enggak ada beritanya. Ini bukan janji sepuluh kali, sudah sering," kata Ida kepada Darmawan, Jakarta, Kamis (6/2/2020).

Keluhan mereka sebelumnya pernah disampaikan dalam bentuk proposal surat kepada kedua instansi pemerintahan. Alhasil, belum mendapat respon, maka mereka memutuskan untuk mendatangi kedua instansi tersebut.

3. Merasa "Dipingpong"

Puluhan orang yang tergabung dalam Forum Korban Gagal Bayar Asuransi Jiwasraya bertemu dengan perwakilan OJK yakni Deputi Direktur Pengawasan Asuransi I Wayan Wijana hari ini.

Usai tiga jam pertemuan tertutup dengan OJK, salah satu korban nasabah JS Saving Plan Jiwasraya, Haresh Nandwani mengungkapkan rasa ketidakpuasannya. Bahkan, mereka merasa heran OJK justru seolah lepas tangan.

"Kami ketemu Pak Wayan salah satu deputi komisioner. Dia hanya mendengar saja tidak memberi jawaban. Intinya satu saja, minta cepat dibayar," ujar Haresh di Jakarta, Kamis (6/2/2020).

Baca juga: Gelar Pertemuan dengan OJK, Korban Jiwasraya Merasa Dipingpong

"Persoalan mereka ada urusan hukum, kami enggak mau tahu. Mereka menyarankan kami harus ke BUMN. Dilempar-lempar, keahlian mereka itu satu, di pingpong-pingpong tendang kiri, tendang kanan," sambungnya

Selain itu, para korban Jiwasraya juga menyesalkan pihak OJK yang dinilai seolah-olah menutupi masalah Jiwasraya.

Padahal pihak OJK telah mengakui perusahaan asuransi milik negara tersebut telah bermasalah sejak 2013.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com