Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rugi Rp 116,2 Triliun, CEO Uber Sebut Era Bakar Duit Sudah Berakhir

Kompas.com - 07/02/2020, 14:23 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

Sumber CNN

NEW YORK, KOMPAS.com - Perusahaan penyedia aplikasi transportasi online Uber melaporkan kerugian mencapai 8,5 miliar dollar AS atau setara sekira Rp 116,2 triliun (kurs Rp 13.673 per dollar AS) sepanjang tahun 2019 lalu.

Adapun untuk kuartal IV 2019 saja, Uber menderita kerugian mencapai 1,1 miliar dollar AS.

Dilansir dari CNN, Jumat (7/2/2020), sebelumnya Uber menciptakan 'tren' mengumpulkan dana miliaran dollar AS dari investor dan 'membakarnya' guna mengejar pertumbuhan yang pesat di seluruh dunia.

Baca juga: Uber Jual Uber Eats ke Zomato di India

Akan tetapi, kini Uber tampaknya sudah menyadari bahwa era bakar duit sudah berakhir dan pendekatan bisnis harus diubah.

"Kami menyadari bahwa era pertumbuhan dengan segala upaya sudah berakhir. Di dunia di mana investor semakin menuntut tidak hanya pertumbuhan, namun juga pertumbuhan beserta laba, kami dalam posisi yang baik untuk menang dengan inovasi yang berkelanjutan, eksekusi yang baik, dan skala platform global yang tak tertandingi," kata CEO Uber Dara Khosrowshahi.

Dalam konferensi video dengan para analis, para petinggi Uber mengemukakakan ekspektasi dalam mencapai laba pada akhir 2020.

Sebelumnya mereka menyebut Uber akan mencapai laba pada tahun 2021.

Sejak melantai di bursa pada Mei 2019 lalu, Uber menderita kerugian 1 miliar dollar AS atau lebih dalam setiap kuartal. Ini termasuk kerugian terbesar, yakni 5,2 miliar dollar AS pada kuartal II 2019.

Baca juga: Izin Operasi Uber di London Dicabut

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com