Pada 2019, tercatat Pemprov DKI memiliki 478 pompa yang tersebar di 176 lokasi, terdiri dari pompa stasioner, pompa mobile, dan rumah pompa.
Prioritas selanjutnya di tahun 2019, yaitu pembangunan drainase yang mengisi porsi 32,9 persen dari total belanja banjir (Rp 882,2 miliar).
Adapun pada tahun 2020, fokus kembali jatuh pada program penataan kali dan waduk sebesar 28,3 persen (Rp 683,6 miliar).
Kerugian akibat banjir
Anggaran besar untuk penanggulangan banjir bahkan relatif sangat kecil jika dibandingkan dengan nilai kerugian akibat banjir.
Pada tahun 2002, tercatat kerugian akibat banjir mencapai Rp 5,4 triliun, atau sekitar 57 persen dari total APBD DKI Jakarta pada tahun yang sama.
Baca juga: Soal Banjir Underpass Kemayoran, Menteri Basuki Sebut Perlu ada Modifikasi Drainase
Lima tahun berikutnya, yakni tahun 2007, banjir tercatat menimbulkan kerugian di DKI Jakarta senilai Rp 5,2 triliun, lebih kurang seperempat dari total APBD DKI Jakarta tahun 2007.
Pada 2013, proporsi kerugian akibat banjir terhadap APBD DKI lebih rendah ketimbang dua periode banjir besar sebelumnya, yakni lebih kurang 15 persen. Hanya saja, besaran kerugian secara nominal meningkat signifikan, mencapai Rp 7,5 triliun.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.