Karyawan sendiri yang harus memantau perkembangan serta mengamankan investasi jika tidak mau rugi di hari tua nanti.
Berikut cara mengelola dana pensiun agar bisa untung berlipat seperti dikutip dari Cermati.com.
Potongan tiap bulan untuk dana pensiun terkadang menjadi alasan klasik seorang karyawan tidak mau ikut dana pensiun dari kantor. Tindakan ini sebenarnya merugikan karyawan.
Meskipun alasan tidak ikut dana pensiun karena punya tabungan atau investasi lain di luar perusahaan, namun ketika ikut dana pensiun, ada kontribusi perusahaan untuk dana pensiun kita.
Kalau tidak ikut, maka perusahaan juga tidak ada kontribusi ke dana pensiun kita. Tentu kita akan kehilangan tambahan pendapatan ketika masa pensiun tiba nantinya.
Baca juga: Tak Punya Dana Pensiun? Ini Tips Jitu dari Warren Buffett untuk Simpanan Hari Tua
Boleh saja memiliki tabungan dan investasi di luar perusahaan, namun tidak ada salahnya juga ikut dana pensiun perusahaan. Kalau perusahaan termasuk bonafide, umumnya kompensasi yang diberikan juga tinggi, malah lebih tinggi dari iuran per bulan dari yang karyawan bayarkan.
Rugi, kan kalau tidak ikut? Untuk itu pastikan bahwa kita sebagai karyawan telah terdaftar dalam program dana pensiun tempat kita bekerja dan tekankan pada diri bahwa dana pensiun itu wajib adanya.
Pada saat menandatangani kontrak kerja di awal saat perekrutan karyawan, pada umumnya orang akan fokus pada besaran gaji yang akan diterimanya. Sebaiknya besaran kontribusi dana pensiun dari perusahaan juga patut diperhatikan dan menjadi pertimbangan.
Apabila ada penawaran soal gaji dan kontribusi dana pensiun, maka selain gaji juga bisa dipertimbangkan soal kontribusi dana pensiun ini. Kontribusi perusahaan ini sebenarnya juga merupakan gaji, namun dalam bentuk dana pensiun.
Selalu perhatikan iuran dari perusahaan ini dan jadikan pertimbangan yang tepat sebelum memutuskan menjadi pegawai. Sehingga Anda memiliki jaminan di masa pensiun nanti.
Baca juga: Soal Dana Pensiun, DPLK Bisa Jadi Opsi
Kinerja investasi dalam dana iuran ini menjadi sorotan utama karyawan yang mempersiapkan dana pensiunnya dengan baik. Kinerja investasi ini tergantung oleh tujuan investasi.
Banyak orang juga kurang tepat menempatkan investasinya. Alasannya khawatir nilai dana pensiun berkurang, akhirnya memilih investasi di tempat yang aman, dengan reksa dana pendapatan tetap saja.
Pola pikir ini menyebabkan saham tidak diminati orang karena memiliki risiko yang cukup besar. Padahal kalau diperhitungkan dengan laju inflasi, reksa dana pendapatan pasar tetap tidak cukup menyaingi inflasi.
Jumlah persentase keuntungan pendapatan tetap lebih kecil dibandingkan inflasi yang terjadi tiap tahunnya. Pun demikian, kebanyakan orang menilai tetap aman investasi di luar saham.
Namun jika dikalkulasi seluruhnya, akan ada risiko jumlah dana pensiun tidak mencukupi kebutuhan masa tua.
Baca juga: Mau Menabung untuk Masa Pensiun? Simak 4 Hal Penting Ini