Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Imbas Wabah Corona, Hong Kong Airlines PHK 400 Karyawan

Kompas.com - 09/02/2020, 11:10 WIB
Muhammad Idris

Penulis

HONG KONG, KOMPAS.com - Maskapai penerbangan Hong Kong Airlines melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) pada 400 karyawannya. Ini menyusul semakin memburuknya situasi pasca mewabahnya virus corona dari China Daratan.

Dilansir dari Channelnewsasia, Minggu (9/2/2020), selain melakukan PHK, Hong Kong Airlines juga meminta sejumlah pegawainya untuk mengambil cuti tanpa dibayar.

Keputusan PHK ini diumumkan tak lama setelah maskapai Cathay Pasific memaksa 27.000 pekerjanya untuk mengambil cuti tanpa gaji selama 3 minggu antara Maret dan Juni.

Keputusan merumahkan karyawan dua maskapai ini dilakukan lantaran ditutupnya sejumlah penerbangan imbas dari penyebaran virus corona.

Di Hong Kong, kasus corona cukup mengkhawatirkan. Tercatat, ada 24 orang yang positif terinfeksi virus yang awalnya ditularkan dari hewan tersebut.

Baca juga: Imbas Virus Corona, Pengiriman Kargo dari China Anjlok

Bahkan satu orang di Hong Kong yang terjangkit corona telah meninggal. Wabah corona semakin membuat ekonomi dan pariwisata Hong Kong terpuruk, setelah sebelumnya dilanda demo yang disertai kekerasan sejak beberapa bulan belakangan.

Hong Kong Airlines menyatakan, kebijakan karantina yang diterapkan sejumlah negara membuat pasar penerbangan anjlok hanya dalam beberapa minggu terakhir.

Perusahaan mengumumkan telah memecat 400 karyawannya serta memaksa sebagian pekerjanya mengambuil cuti minimal dua minggu dalam sebulan.

Opsi lainnya yaitu karyawan hanya bekerja tiga hari saja dalam sepekannya yang mulai efektif berlaku pada 17 Februari hingga akhir Juni.

"Tidak pernah ada periode yang sesulit ini dalam sejarah Hong Kong Airlines seperti saat ini," tulis Hong Kong Airlines dalam pernyataannya seperti dikutip dari AFP.

Baca juga: Antisipasi Virus Corona, 4 Pekerja Asing PLN dari China Dikarantina

"Ketidakpastian membayangi perkembangan isu global. Permintaan perjalanan yang lemah kemungkinan akan terus berlanjut hingga musim panas nanti. Ini memaksa kita mengambil kebijakan lebih lanjut agar bisa tetap bertahan dalam kondisi ini," lanjut pernyataan Hong Kong Airlines.

Maskapai milik HNA Group ini tengah berjuang untuk mengurangi beban utangnya, di saat bersamaan pendapatan perusahaan semakin menipis akibat situasi tak menentu karena protes besar di Hong Kong yang kini diperparah dengan wabah corona.

Pada November 2019 lalu, maskapai ini menunda pembayaran gaji kepada sebagian karyawannya karena kesulitan arus kas.

Akibat kebijakan penundaan gaji pegawai ini, Hong Kong Airline sempat mendapat peringatan dari regulator penerbangan dan terancam dicabut izinnya.

Operasional perusahaan sejauh ini terus berjalan berkat suntikan dana dari pemegang sahamnya.

Baca juga: BI Ungkap Virus Corona Pengaruhi Stabilitas Rupiah dan Aliran Modal Asing

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Whats New
Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Whats New
Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Whats New
Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Whats New
Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Rilis
IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

Whats New
Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Whats New
Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Whats New
Harga Naik Selama Ramadhan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Harga Naik Selama Ramadhan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Whats New
Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Whats New
Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Whats New
4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

Spend Smart
Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com