Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mau Ganti Status dari Karyawan Jadi Bos? Ikuti Tips ini

Kompas.com - 09/02/2020, 13:58 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Bagi sebagian orang, menjadi pegawai atau karyawan merupakan capaian setelah menyelesaikan studinya.

Menurut penelitian, orang-orang yang memilih bekerja sebagai karyawan menganggap bahwa bekerja dengan status sebagai karyawan terlihat hebat di mata masyarakat.

Ini karena adanya penghasilan tetap yang diterima setiap bulannya dan beberapa keuntungan lainnya dari fasilitas yang diberikan oleh perusahaan. Akan tetapi, setelah menjalani kehidupan sebagai karyawan, godaan untuk mencoba sesuatu yang baru akan muncul.

Baca juga: Ada Karyawan yang Tak Butuh Promosi Jabatan, Lalu Apa Inginnya?

Daripada menunggu gaji setiap bulannya, ada hal lain yang bisa dilakukan yang lebih menggiurkan, yakni membuka usaha. Berkaca dari kesuksesan pengusaha-pengusaha besar, keinginan untuk membuka usaha kerap muncul untuk dicoba.

Kalau sudah begitu, Anda harus memilih antara pekerjaan atau usaha.

Memang keduanya bisa dijalankan bersamaan, namun jika Anda memilih untuk total menjalankan usaha, ada hal yang harus dilakukan jika ingin melepas status karyawan dan menjadi bos seperti dikutip dari Cermati.com.

1. Siapkan Modal untuk Usaha

Bukan hanya keinginan semata, guna memulai usaha, Anda harus menyiapkan sejumlah modal yang diperlukan. Modal usaha bisa dari tabungan sendiri ataupun mencari investor.

Namun ada baiknya mulai dari dana sendiri dahulu, setelah usaha mulai berjalan, barulah mencari investor. Selain itu, siapkan juga uang untuk keperluan sehari-hari saat memulai usaha.

Ini karena Anda bukan lagi karyawan yang setiap bulan akan menerima gaji. Penghasilan kini ditentukan oleh berhasil atau tidaknya usaha yang dijalankan.

Oleh sebab itu, harus ada uang sebagai dana darurat yang disiapkan.

Baca juga: Bolehkah Ijazah Karyawan Ditahan Perusahaan?

2. Buatlah atau Ciptakan Produk yang Unik

Sekarang jumlah penghasilan Anda tergantung keuntungan dari usaha yang dijalankan. Untuk mendulang untung berlipat-lipat dibutuhkan strategi marketing yang bagus.

Apalagi kalau jenis usaha yang dijalankan memiliki kompetitor. Sudah jelas, Anda harus membuat produk yang lebih baik dari kompetitor.

Namun produk yang lebih baik saja belum tentu cukup untuk bersaing di pasar. Produk yang unik justru lebih banyak peminatnya.

Baca juga: 3 Kesalahan yang Bisa Membuat Usaha Bangkrut

Misalnya, Anda menjual ayam goreng krispi, lalu apa bedanya produk Anda dengan kompetitor lainnya?

Tentunya, Anda mencoba mengaplikasikan sesuatu yang unik ke dalam produk tersebut. Entah menunya, tempat makannya, atau cara penyajiannya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Whats New
Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com