Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gegara Corona, 70 Perusahaan Ramai-ramai Mundur dari Singapore Airshow

Kompas.com - 09/02/2020, 16:35 WIB
Muhammad Idris

Penulis

SINGAPURA, KOMPAS.com - Lebih dari 70 perusahaan menyatakan menarik diri dari gelaran pameran kedirgantaraan Singapore Airshow 2020. Mereka kompak mundur karena kekhawatiran penyebaran wabah virus corona.

Dilansir dari Reuters, Minggu (9/2/2020), akibat mundurnya puluhan perusahaan besar di pameran bergengsi itu, jumlah tiket yang dijual juga dipastikan akan berkurang hingga setengahnya dibandingkan tahun 2018.

Ini dilakukan panitia penyelenggara untuk membatasi pengunjung pameran di tengah kecemasan penyebaran virus corona.

Beberapa peserta pameran yang menyatakan angkat kaki termasuk pemain-pemain raksasa seperti Lockheed Martin dan Raytheon.

Managing Director Experia Events, Leck Chet Lam, mengatakan bahwa perusahaan yang tidak hadir mewakili kurang dari 8 persen dari seluruh korporasi yang terdaftar saat pembukaan pendataran.

Baca juga: Serangan Virus Corona Bikin Industri Penerbangan Kacau Balau

Pameran itu sendiri akan digelar pada 11-16 Februari 2020 nanti. Menurutnya, meski jumlah perusahaan yang berpartisipasi lebih sedikit dibanding dua tahun lalu, setidaknya ada sekitar 40 hingga 45 pesawat yang akan dipamerkan di acara tersebut.

Untuk mengantisipasi penyebaran virus corona, panitia akan melakukan pengawasan ketat bagi pengunjung pameran dengan pemeriksaan suhu di pintu kedatangan.

Selain itu, panitia Singapore Airshow mengingatkan pengunjung untuk tidak berjabat tangan dengan pengunjung lain selama pameran.

Kepanikan di Singapura

Pemerintah Singapura menetapkan dan menaikkan level kewaspadaan terhadap virus corona hingga ke level oranye. Level oranye merupakan satu level di bawah level merah atau level yang paling berbahaya.

Hingga hari ini, Minggu (9/2/2020), warga Singapura yang telah positif terpapar virus corona adalah 33 orang.

Level oranye berarti pertanda bahwa virus dapat menular dengan mudah antar manusia, namun virus tersebut belum menyebar luas di negara ini.

Pengumuman pemerintah Singapura terkait perubahan tingkat kewaspadaan terhadap virus corona ini, membuat warga panik untuk membeli kebutuhan sehari-hari.

Kekhawatiran warga ini didasari karena pemerintah dapat menaikkan level oranye ke level merah, jika warga tidak bersiap maka saat level merah terjadi/isolasi terjadi, maka warga tidak memiliki stok bahan makanan.

Dilansir dari SCMP, Minggu (9/2/2020), warga Singapura ramai-ramai menggeruduk supermarket dan memborong keperluan untuk persediaan logistik harian seperti tisu dan mie instan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com