Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dampak Virus Corona Ancam Industri Otomotif Dunia, Kok Bisa?

Kompas.com - 10/02/2020, 07:52 WIB
Mutia Fauzia,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

Sumber CNN

NEW YORK, KOMPAS.com - Dampak virus corona terhadap kehidupan manusia di China bahkan global sudah begitu jelas terlihat. Hal yang sama juga berlaku untuk dampak virus corona bagi dunia bisnis di dunia.

Dikutip dari CNN, industri manufaktur dunia pun memiliki ketergantungan dengan China sebagai bagian dari rantai pasokan barang dunia.

Banyak ahli khawatir banyak pabrik di seluruh dunia terancam produksinya terhenti jika pabrik-pabrik di China masih belum beroperasi pekan ini.

Baca juga: Gegara Corona, 70 Perusahaan Ramai-ramai Mundur dari Singapore Airshow

Industri otomotif praktis menjadi yang paling pertama merasakan dampak tersebut. Hal itu dikarenakan industri suku cadang China begitu besar, sementara proses perakitan mobil tak bisa hanya mengandalkan 99 persen dari produk yang tersedia.

"Anda hanya butuh satu hal tidak tersedia, dan proses produksi bisa terhenti," ujar konsultan industri otomotif di Asia Mike Dunne.

Dia mengatakan, banyak contoh di masa lalu seperti kebakaran atau bencana alam yang menghentikan produksi hanya karena satu suplier dan hal itu berdampak terhadap sistem produksi di dunia.

Baca juga: Corona Jadi Penyebab Bawang Putih Mahal?

Sementara, dampak virus corona bisa lebih buruk, tergantung bagaimana luas jangkauan pabrik yang tutup.

China merupakan pemasok raksasa suku cadang otomotif di seluruh dunia. Negerti Tirai Bambu tersebut mengekspor setidaknya 35 miliar dollar AS suku cadang di 2018 berdasarkan data PBB. Berdasarkan data pemerintah setempat sebesar 20 miliar dollar AS dari suku cadang tersebut dikirim ke Amerika Serikat.

Di Amerika Serikat, suku cadang tersebut dikirim ke toko-toko ritel, serta dikirim kembali ke pabrik untuk dirakit menjadi mobil.

Banyak ahli pun mengatakan dampak dari virus corona bisa lebih besar dari yang dibayangkan. Sebab banyak suku cadang dari China seperti chip komputer hingga sekrup dan baut tidak diklasifikasikan sebagai suku cadang otomotif seperti bemper atau piston mesin. Selain itu, banyak juga suku cadang asal China yang juga digunakan untuk merakit mobil di negara lain.

Baca juga: BI Ungkap Virus Corona Pengaruhi Stabilitas Rupiah dan Aliran Modal Asing

Mencari pengganti dari suku cadang yang sudah lama tersedia tersebut juga tidak akan mudah.

"Akan sulit mengatakan kapan hal itu bsia ebrdampak pada industri AS," ujar VP Centre for Automotive Research Kristis Dziczek.

"Saya melihat dampak global pada akhir Februari secara bertahap jika produksi China tidak kembali [minggu ini]. Semua produsen mobil memiliki ruang perang rantai pasokan yang sedang berlangsung saat ini untuk menentukan apa yang dapat mereka lakukan. Tetapi China sangat besar, tidak mungkin mereka tidak dapat terpengaruh," ujar dia.

Sejauh ini sebagian besar pabrik perakitan otomatis di China ditutup. Namun pabrik-pabrik tersebut umumnya untuk melayani produksi di China saja.

Volswagen misalnya telah mengumumkan bakal menutup sebagian pabrik mobil mereka karena adanya pembatasan perjalanan ke China, juga karena sudah kekurangan suku cadang.

Namun demikian, beberapa pabrik otomotif di negara lain juga mulai menghentikan sementara produksinya. Hyundai telah menutup pabrik perakitannya di Korea Selatan, bukan karena penyakit itu sendiri telah menyebar di sana tetapi karena mereka tidak bisa beroperasi tanpa suku cadang China.

Pekan lalu, Fiat Chrysler mengatakan memiliki satu pabrik Eropa yang berisiko terdampak dari kurangnya suku cadang China dalam dua hingga empat minggu ke depan.

Baca juga: Virus Corona Kian Mengkhawatirkan, Diler Tesla di China Mulai Tutup

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber CNN
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Whats New
Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Whats New
Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Whats New
Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Rilis
IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

Whats New
Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Whats New
Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Whats New
Harga Naik Selama Ramadhan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Harga Naik Selama Ramadhan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Whats New
Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Whats New
Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Whats New
4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

Spend Smart
Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Whats New
Menkeu: Per 15 Maret, Kinerja Kepabeanan dan Cukai Capai Rp 56,5 Triliun

Menkeu: Per 15 Maret, Kinerja Kepabeanan dan Cukai Capai Rp 56,5 Triliun

Whats New
Siap-siap, IFSH Tebar Dividen Tunai Rp 63,378 Miliar

Siap-siap, IFSH Tebar Dividen Tunai Rp 63,378 Miliar

Whats New
Harga Tiket Kereta Bandara dari Manggarai dan BNI City 2024

Harga Tiket Kereta Bandara dari Manggarai dan BNI City 2024

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com