Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Cara Bangun Bisnis dengan Konsep Ikigai Ala Orang Jepang

Kompas.com - 10/02/2020, 11:36 WIB
Wayan A. Mahardhika,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

Sumber Inc.com

JAKARTA, KOMPAS.com - Orang Jepang dikenal sebagai pekerja keras dan mereka mampu mengatasi tekanan yang ada dalam kehidupan mereka. Di Jepang sendiri ada namanya metode Ikigai dijadikan sebagai suatu gaya hidup dan dipercaya bisa meningkatkan kebahagiaan dalam hidup.

Ikigai sendiri adalah istilah untuk mewujudkan gagasan kebahagiaan dalam hidup. Bisa dibilang Ikigai merupakan konsep kebahagiaan dalam bekerja.

Ikigai ini melambangkan keseimbangan dalam empat faktor yang mempengaruhi kepuasan dan motivasi seseorang, yaitu passion, keahlian, permintaan dan nilai.

Ikigai adalah keseimbangan antara hal yang menjadi keahlian, hal yang bisa dikerjakan guna mendapatkan uang, apa yang dunia perlukan dan apa yang disukai.

Baca juga: Bisnis Dimsum Masih Menjanjikan, Ini Kisaran Modal Awalnya

Tidak hanya untuk kehidupan sehari-hari, namun konsep Ikigai ini dapat pula diterapkan dalam berbisnis. Melansir dari Inc.com, berikut ini penerapan konsep Ikigai dalam bisnis yang bisa insipirasi dalam membangun bisnis:

1. Passion

Menemukan dan menentukan apa yang menjadi passion Anda. Passion ini bisa merupakan sebuah aktivitas yang spesifik, dampak yang bisa Anda berikan pada dunia atau mungkin membantu pelanggan.

Sebagai contoh, Apple memiliki passion untuk menciptakan teknologi, dan Google suka untuk mengumpulkan informasi. Kuncinya adalah meskipun mungkin ada banyak hal yang Anda sukai, hanya ada beberapa yang dapat memenuhi kriteria lain dalam konsep Ikigai.

Baca juga: Menjajal Bisnis Minuman Boba, 1 Bulan Bisa Balik Modal

2. Keahlian

Bisa jadi Anda memiliki banyak hal yang disukai atau menjadi passion. Namun tentu tidak semuanya bisa Anda lakukan dengan baik. Hanya ada beberapa dari hal yang Anda sukai tersebut dapat dilakukan secara maksimal.

Jika pepatah pada umumnya mengatakan untuk melakukan hal yang kita sukai dan hal-hal lainnya akan mengikuti, hal tersebut tidak berlaku dalam metode Ikigai. Anda harus ahli dalam melakukan hal yang disukai tersebut untuk menciptakan hidup yang berarti dan bisnis yang seimbang.

3. Menciptakan apa yang dibutuhkan orang

Dalam mendirikan suatu bisnis, agar bisnis bisa berjalan dengan baik dan seimbang Anda harus bisa menciptakan produk yang diinginkan dan dibutuhkan oleh orang-orang di dunia.

Baca juga: Ini Bank-bank dengan Bunga Deposito Tertinggi di Awal Pekan

Jika Anda hanya fokus untuk membuat sesuatu yang tidak dibutuhkan pasar, maka Anda hanya akan menghabiskan banyak waktu untuk membuat sesuatu yang tidak dihargai.

Pastikan bahwa Anda memiliki pasar yang cukup besar untuk membangun suatu bisnis. Untungnya berkat kecanggihan teknologi, hal tersebut bukan lagi suatu masalah.

Dengan adanya internet, Anda bahkan dapat menciptakan suatu pasar yang spesifik dan menjangkau pelanggan secara global.

4. Monetisasi

Anda sudah menemukan hal yang menjadi passion, sesuatu yang dikuasai dan dibutuhkan banyak orang. Namun, jika kita tidak dapat membuat hal tersebut menjadi sesuatu yang dapat dimonetisasi dan menghasilkan keuntungan, maka Anda tidak akan menjadi sesukses yang diinginkan.

Dalam mendirikan sebuah bisnis, Anda tentu harus bisa memikirkan bagaimana bisnis yang dibangun bisa balik modal dan membawa keuntungan. Dengan begitu, baru bisnis Anda bisa dinyatakan berhasil dan seimbang.

Baca juga: Survei: Erick Thohir Jadi Menteri yang Paling Disukai

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Inc.com
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com