Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DPR Duga Ada Kongkalikong Investasi di Jiwasraya

Kompas.com - 10/02/2020, 19:18 WIB
Mutia Fauzia,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi XI DPR RI dalam rapat dengar pendapat dengan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menyimpulkan ada dugaan kongkalikong atau konspirasi dalam proses investasi di PT Asuransi Jiwasraya (Persero).

Hal tersebut diungkapkan anggota Komisi XI ketika Direktur Utama Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) Uriep Budhi Prasetyo memaparkan banyak produk investasi reksa dana yang ditawarkan oleh manajer investasi yang terlibat sebagian besar dibuat khusus untuk Jiwasraya.

"Kalau melihat isi dari manajer investasi punya produk, ada beberapa isi seperti yang dilaporkan, mayoritas saham-saham tertentu. Kalau ditanyakan persengkokolan kami nggak tahu persisnya. tapi kalau dicoba dari hasil manajer investasi yang mempunyai izin, isisnya itu produk-produknya beberapa tailor made untuk Jiwasraya," ujar Uriep ketika memberikan penjelasan kepada anggota Komisi XI di DPR, Jakarta, Senin (10/2/2020).

Baca juga: DPR Pertanyakan Pengawasan Otoritas Bursa Soal Kasus Jiwasraya

Menanggapi hal tersebut, Anggota Komisi XI dari fraksi Golkar Misbakhun pun mempertanyakan makna dari tailor made, apakah produk-produk reksa dana yang diinvestasikan oleh manajer investasi benar-benar dibuat khusus untuk Jiwasraya.

"Produk itu dibuat khusus untuk Jiwasraya? Kalau istilah Bapak tailor made, jadi mereka membuat produk investasi khusus untuk Jiwasraya?” tanya Misbakhun.

“Iya,” jawab Uriep.

Mendengar jawaban Uriep tersebut, Misbakhun pun meyakini memang terdapat konspirasi dalam proses investasi perusahaan asuransi pelat merah tersebut.

Tak hanya Misbakhun, Wakil Ketua Komisi XI Amir Uskara yang memimpin rapat juga sepakat dengan anggapan Misbakhun.

“Saya kira kita sepakat (ini konspirasi),” sahut Amir.

Baca juga: Ini Pendapat Bursa Soal Investasi Jiwasraya di Saham-saham Gocap

Lebih lanjut Uriep pun memaparkan, kejanggalan dalam produk reksa dana yang diinvestasikan oleh Jiwasraya, 70 hingga 90 persen dana kelolaannya dimiliki oleh Jiwasraya.

Padahal wajarnya, dalam satu produk reksa dana open end yang dikeluarkan perusahaan investasi bisa dibeli oleh beberapa investor.

Bahkan, untuk produk Reksa Dana Penyertaan Terbatas (RDPT) dapat dibeli oleh 49 investor.

“Kalau produknya namanya reksa dana open end harusnya kan bisa beberapa investor ya. Kalau RDPT hanya terbatas 49 pihak. Nah ini mereka banyak produknya open end. Tapi investornya kalau mau dilihat data yang kami berikan itu, let’s say Asset Under Management (AUM)-nya sekian, tapi Jiwasraya isinya rata-rata di-range-nya 70 hingga 90 persen. Itu datanya sudah kami berikan,” papar Uriep.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Whats New
Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Whats New
Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Whats New
Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Rilis
IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

Whats New
Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Whats New
Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Whats New
Harga Naik Selama Ramadhan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Harga Naik Selama Ramadhan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Whats New
Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Whats New
Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Whats New
4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

Spend Smart
Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Whats New
Menkeu: Per 15 Maret, Kinerja Kepabeanan dan Cukai Capai Rp 56,5 Triliun

Menkeu: Per 15 Maret, Kinerja Kepabeanan dan Cukai Capai Rp 56,5 Triliun

Whats New
Siap-siap, IFSH Tebar Dividen Tunai Rp 63,378 Miliar

Siap-siap, IFSH Tebar Dividen Tunai Rp 63,378 Miliar

Whats New
Harga Tiket Kereta Bandara dari Manggarai dan BNI City 2024

Harga Tiket Kereta Bandara dari Manggarai dan BNI City 2024

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com