Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Modus Investasi Jiwasraya di Saham Gocap Berbalut Reksa Dana, Ini Fakta-faktanya

Kompas.com - 11/02/2020, 10:37 WIB
Mutia Fauzia,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

Lebih lanjut Uriep pun memaparkan, kejanggalan dalam produk reksa dana yang diinvestasikan oleh Jiwasraya, 70 hingga 90 persen dana kelolaannya dimiliki oleh Jiwasraya. Padahal wajarnya, dalam satu produk reksa dana open end yang dikeluarkan perusahaan investasi bisa dibeli oleh beberapa investor. Bahkan, untuk produk Reksa Dana Penyertaan Terbatas (RDPT) dapat dibeli oleh 49 investor.

“Kalau produknya namanya reksa dana open end harusnya kan bisa beberapa investor ya. Kalau RDPT hanya terbatas 49 pihak. Nah ini mereka banyak produknya open end. Tapi investornya kalau mau dilihat data yang kami berikan itu, let’s say Asset Under Management (AUM)-nya sekian, tapi Jiwasraya isinya rata-rata di-range-nya 70 hingga 90 persen. Itu datanya sudah kami berikan,” papar Uriep.

Baca juga: DPR Pertanyakan Pengawasan Otoritas Bursa Soal Kasus Jiwasraya

3. Kenaikan nilai investasi di akhir tahun

Lebih lanjut, Anggota Komisi XI dari fraksi Gerindra Ramson Siagian pun mempertanyakan pergerakan nilai investasi Jiwasraya.

"Jadi dia kan berinvestasi di saham-saham gorengan, kapan dia naiknya? Kapan dia turunnya?," ujar dia kepada direksi KSEI dan BEI.

Inarno mengatakan, dirinya tidak bisa menjelaskan secara rinci mengenai kapan saham-saham yang diinvestasikan oleh mengalami kenaikan atau penurunan.

Namun dia menjelaskan ada praktik window dressing yang dilakukan Jiwasraya dalam mencatat nilai saham dan reksa dana yang dibelinya, yang dimasukkan ke laporan keuangan tahunan.

"Saya ngga bsia jawab kapan dia naik turun, karena mereka sudah dibalut reksa dana. Tetapi dilihat dari grafik Jiwasarya, kenaikan rata-rata saat menjelang akhir tahun atau di akhir tahun karena itu penting untuk laporan keuangan. Window dressing itu dilakukan di Desember hari terakhir dan itu dinaikkan (nilai investasinya)," ujar dia

Baca juga: Ini Pendapat Bursa Soal Investasi Jiwasraya di Saham-saham Gocap

4. Ada praktik kolusi

Direktur Pengawasan Transaksi dan Kepatuhan BEI Kristian S. Manullang mengatakan, Jiwasraya sebagai investor institusi sebenarnya memiliki pengetahuan yang mumpuni mengenai transaksi investasi. Namun, hal tersebut ternyata tidak dipraktikkan dalam penempatan investasi perusahaan yang justru diletakkan di saham-saham gocap.

"Kalau kita lihat sebagai perumpamaan memang kalau saya lihat ada kolusi dari awal. Misal ketika pencatatan saham perusahaan pertama kalil, mereka sudah mendapatkan saham itu dari awal," ujar Kristian.

"Memang kalau kita mengatakan ini sebagai knowledgeable investor, Jiwasraya engga perlu diajarin lagi karena sudah tahu dan memiliki hubungan dengan pemegang sahamnya. Informasi-informasi yang kami berikan itu nggak perlu dia sebenarnya. Bagi knowledgeable investor itu hal yang sudah terencana dengan baik," jelas dia.

Baca juga: Bertemu, Erick Thohir dan Sandiaga Uno Bahas Soal Jiwasraya

5. Kesalahan oleh komite investasi

Inarno mengatakan pihak bursa sebagai bentuk pengawasan dan perlindungan investor, selain telah memberikan peringatan-peringatan mengenai kualitas saham-saham di papan perdagangan dengan notasi juga telah juga telah memberikan sanksi kepada perusahaan-perusahaan yang terkait dengan investasi Jiwasraya.

"Jadi kita sudah memberikan alert-alert itu. Kalau Bapak/Ibu sekalian ingin mendalaminya ktia ada catatan dari 2016 sampai dengan 2019. Berapa banyak sanksi diberikan ke saham-saham terkait Jiwasraya," ujar dia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com