JAKARTA, KOMPAS.com - Platform solusi bisnis business to business (B2B) Ralali.com menyepakati kerja sama dengan Institut Pertanian Bogor (IPB) untuk memberdayakan petani di Provinsi Jawa Barat.
Kolaborasi ini mulai diluncurkan di Kecamatan Tarogong Kaler, Kabupaten Garut, Jawa Barat.
Kolaborasi antara Ralali.com dan IPB akan meningkatkan kapasitas petani di Jawa Barat dalam memperluas area pemasaran produk pertanian, mendapatkan kebutuhan produksi seperti benih, pupuk, hesbisida dan pestisida.
Baca juga: Pemerintah Gandeng Arab Saudi Perkuat Kesejahteraan Petani dan Nelayan
Pun petani akan memperoleh akses pendanaan sehingga mereka bisa memperoleh penghasilan maksimal dan mengembangkan wirausaha di bidang pertanian.
“Ralali.com menyadari pentingnya sinergi dalam mengembangkan potensi yang dimiliki petani di Jawa Barat. Oleh karena itu, kami menggandeng IPB untuk bersama-sama meningkatkan perekonomian petani di Jawa Barat,” kata CEO Ralali.com Joseph Aditya dalam keterangannya, Selasa (11/2/2020).
Melalui sinergi tersebut, Ralali.com menyediakan platform yang menghubungkan petani, UMKM dan masyarakat dengan pembeli. Sementara IPB memiliki peran memberdayakan petani, UMKM dan masyarakat di Jawa Barat.
“Dalam memasarkan produk pertanian, petani di Indonesia masih mengandalkan pasar konvensional dan bergantung kepada tengkulak sehingga mereka tidak bisa menjual hasil pertanian dengan harga optimal,” terang Joseph.
Baca juga: Petani Keluhkan Alokasi Pupuk Bersubsidi, Produsen Sebut Stok Aman
Sampai saat ini, kehadiran rentenir juga belum dapat dilepaskan dari rantai distribusi produk pertanian. Lahan yang relatif kecil, kadang tanpa sertifikat membuat petani kesulitan mendapatkan akses ke sumber pembiayaan formal untuk mengembangkan usaha.
Akibatnya, petani lebih memilih meminjam uang dari rentenir karena prosedurnya praktis dan proses pencairan dananya cepat. Petani juga tidak perlu meninggalkan pekerjaan, sebab rentenir menggunakan sistem jemput bola dengan cara mendatangi petani langsung.
Persoalannya, petani yang mendapatkan pendanaan dari rentenir tidak dibekali konsep akuntansi dan manajemen sederhana sehingga arus kas masuk dan keluar seringkali tidak seimbang.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.