Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korban Jiwasraya Merasa "Tersakiti" oleh Pernyataan Sri Mulyani

Kompas.com - 12/02/2020, 13:42 WIB
Ade Miranti Karunia,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekitar 30 orang korban nasabah gagal bayar Jiwasraya Saving Plan (JSP) melakukan pertemuan tertutup di Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Para nasabah tersebut ditemui langsung oleh Deputi Komisioner Humas dan Logistik OJK Anto Prabowo.

Selama 1,5 jam pertemuan, salah satu nasabah Jiwasraya, Machril mengungkapkan rasa kecewa atas pernyataan dari Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati. 

Baca juga: Ada Jutaan Transaksi Saham Mencurigakan dalam Kasus Jiwasraya

Menurut Machril, pemerintah seolah sengaja memperlambat pembayaran para nasabah dengan alasan menunggu penyelesaian proses hukum penyidikan kasus PT Jiwasraya (Persero).

"Pernyataan tidak menyenangkan itu keterangan dari Ibu Sri Mulyani bahwa masalah pembayaran nanti setelah masalah hukum selesai. Sebenarnya kita tidak terkait masalah hukum di OJK. Satu orang pun dari kita nggak ada terlibat kejadian tersebut. Jadi, jangan dikaitkan seperti hal itu, itu menyakitkan. Kami terus terang penjelasan Ibu Sri Mulyani itu kita tidak suka," ucapnya di Jakarta, Rabu (12/2/2020).

Kekecewaan lainnya, yakni pemerintah akan membayar dana nasabah Jiwasraya golongan saving rendah atau tradisional terlebih dahulu dibandingkan nasabah dengan saving plan nominal besar.

Para nasabah JSP yang hadir di OJK tersebut rata-rata merupakan pengusaha. Contohnya, Machril sendiri merupakan Deputi bidang Hubungan Kelembagaan Asosiasi Perkumpulan Rumah Susun Indonesia (APERSSI).

"Kemudian, pembayaran nasabah itu dibayarkan untuk saving yang rendah dulu atau tradisional. Kalau yang tradisional ada re-asuransi dan sudah dipatok dari re-asuransi itu tidak terkait," katanya.

Nasabah Jiwasraya lainnya, Tommy Yusman meminta kepada Sri Mulyani agar menarik pernyataannya tersebut. Pasalnya, lanjut Tommy, tanpa dana dari mereka, Perusahaan Jiwasraya tidak dapat bertahan. 

"Maksudnya yang tradisional itu terpisah, kita ini kan saving plan. Sedangkan Jiwasraya bisa hidup lagi itu dari uang kami di saving plan dan jauh hari mestinya sudah bangkrut kan. Ternyata kita yang membiayai itu. Kenapa sekarang giliran untuk membayar kembali ke kita, kita malah belakangan, itu kita yang nggak setuju. Statemen itu ditarik diubah lagi omongannya," tegasnya.

Sekadar diketahui, pembayaran klaim nasabah Jiwasraya Saving Plan ini akan dibayarkan pada Maret 2020 oleh pemerintah. Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir sebelumnya memastikan Jiwasraya akan membayar klaim nasabah yang sempat bermasalah.

Namun, pengembalian uang nasabah tersebut akan dilakukan dengan cara dicicil. Saat ini, pemerintah tengah berusaha agar perusahaan asuransi plat merah itu mendapatkan suntikan modal. Adapun opsi pencarian dana ini bisa melalui holding asuransi, pemberian dana talangan (bailout), atau penyertaan modal negara (PMN).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Great Eastern Hadirkan Asuransi Kendaraan Listrik, Tanggung Kerusakan sampai Kecelakaan Diri

Great Eastern Hadirkan Asuransi Kendaraan Listrik, Tanggung Kerusakan sampai Kecelakaan Diri

Earn Smart
Setelah Akuisisi, Mandala Finance Masih Fokus ke Bisnis Kendaraan Roda Dua

Setelah Akuisisi, Mandala Finance Masih Fokus ke Bisnis Kendaraan Roda Dua

Whats New
KKP Gandeng Kejagung untuk Kawal Implementasi Aturan Tata Kelola Lobster

KKP Gandeng Kejagung untuk Kawal Implementasi Aturan Tata Kelola Lobster

Whats New
Pengusaha Harap Putusan MK soal Pilpres Dapat Ciptakan Iklim Investasi Stabil

Pengusaha Harap Putusan MK soal Pilpres Dapat Ciptakan Iklim Investasi Stabil

Whats New
IHSG dan Rupiah Kompak Menguat di Akhir Sesi 23 April 2024

IHSG dan Rupiah Kompak Menguat di Akhir Sesi 23 April 2024

Whats New
Rupiah Diramal Bisa Kembali Menguat di Bawah Rp 16.000 Tahun Ini

Rupiah Diramal Bisa Kembali Menguat di Bawah Rp 16.000 Tahun Ini

Whats New
Bagaimana Prospek IPO di Indonesia Tahun Ini Usai Pemilu?

Bagaimana Prospek IPO di Indonesia Tahun Ini Usai Pemilu?

Whats New
Harga Makanan Global Diperkirakan Turun, Konsumen Bakal Lega

Harga Makanan Global Diperkirakan Turun, Konsumen Bakal Lega

Whats New
Laba Bersih Astra Agro Lestari Turun 38,8 Persen, Soroti Dampak El Nino

Laba Bersih Astra Agro Lestari Turun 38,8 Persen, Soroti Dampak El Nino

Whats New
Naik, Pemerintah Tetapkan Harga Acuan Batu Bara hingga Emas April 2024

Naik, Pemerintah Tetapkan Harga Acuan Batu Bara hingga Emas April 2024

Whats New
Alasan Mandala Finance Tak Bagi Dividen untuk Tahun Buku 2023

Alasan Mandala Finance Tak Bagi Dividen untuk Tahun Buku 2023

Whats New
Efek Panjang Pandemi, Laba Bersih Mandala Finance Turun 35,78 Persen

Efek Panjang Pandemi, Laba Bersih Mandala Finance Turun 35,78 Persen

Whats New
Heboh soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta, Cek Ketentuannya

Heboh soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta, Cek Ketentuannya

Whats New
KB Bank Targetkan Penyelesaian Perbaikan Kualitas Aset Tahun Ini

KB Bank Targetkan Penyelesaian Perbaikan Kualitas Aset Tahun Ini

Whats New
Astra Agro Lestari Sepakati Pembagian Dividen Rp 165 Per Saham

Astra Agro Lestari Sepakati Pembagian Dividen Rp 165 Per Saham

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com