KUALA LUMPUR, KOMPAS.com - Malaysia melaporkan pertumbuhan ekonomi sebesar 4,3 persen pada tahun 2019. Angka ini lebih rendah dibandingkan 4,7 persen pada tahun 2018.
Dilansir dari Nikkei Asian Review, Rabu (12/2/2020), melambatnya pertumbuhan ekonomi Malaysia disebabkan merosotnya konsumsi swasta dan melambatnya permintaan dari eksternal akibat suramnya kondisi ekonomi global.
Angka pertumbuhan ekonomi pada tahun 2019 tersebut merupakan yang terlemah dalam 10 tahun.
Baca juga: Airlangga: Ekonomi RI Melambat tapi Lebih Baik Dibanding Malaysia, Singapura...
Adapun pada kuartal IV 2019, pertumbuhan ekonomi Malaysia tercatat sebesar 3,6 persen. Angka ini juga merupakan angka terendah sejak krisis keuangan global tahun 2009.
Gubernur Bank Negara Malaysia Nor Shamsiah Yunus mengatakan, lemahnya angka net ekspor barang dan jasa, serta melambatnya konsumsi berdampak pada landainya pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV 2019.
Adapun menurut Maybank Investment Bank Research, lemahnya kinerja sektor pertanian, pertambangan dan manufaktur memberatkan pertumbuhan ekonomi pada akhir 2019.
Maybank Investment Bank Research memprediksi pertumbuhan ekonomi Malaysia akan mencapai 4,4 perrsen pada tahun ini. Akan tetapi, ada risiko penurunan akibat wabah virus corona.
"Sisi permintaan tidak terlaly baik, sejalan dengan indikator-indikator yang menunjukkan perlambatan baik di permintaan domestik dan eksternal pada kuartal akhir (2019). Indeks perdangan riset tumbuh secara moderat, menunjukkan perlambatan lebih lanjut pada konsumsi swasta secara riil," ungkap Maybank.
Baca juga: Maruf Amin Ingin Pangsa Pasar Keuangan Syariah RI Lampaui Mesir dan Malaysia
Gubernur Nor Shamsiah juga menyatakan, pertumbuhan ekonomi khususnya di kuartal I 2020 akan terdampak virus corona.
Namun demikian, tingkat keparahan dampak ekonominya bergantung pada penyebaran virus tersebut.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.