Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dompet Digital Tak Lagi Bakar Duit, Apa Dampaknya ke Konsumen?

Kompas.com - 12/02/2020, 17:18 WIB
Elsa Catriana,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Hadirnya e-wallet atau dompet digital yang aman, nyaman dan tidak ribet membuat pemakai merasa semakin dimanjakan.

Apalagi sejak pertama kali muncul, beberapa dompet digital memberlakukan kebijakan bakar duit atau memberikan promo yang gila-gilaan yang terbilang cukup besar.

Namun baru-baru ini beberapa merek dompet digital seperti GoPay, Dana, OVO dan LinkAja tidak lagi memberikan promo sebesar dari promo sebelumnya.

Baca juga: Bakar Uang Generasi Milenial dengan Baby Boomers, Apa Bedanya?

Research Director Customer Experience Ipsos Indonesia Olivia Samosir mengatakan, dalam penelitiannya, kebijakan bakar uang tidak lagi efektif untuk mempertahankan loyalitas pelanggan dalam jangka waktu yang panjang.

"Dulu banyak dompet digital yang memberikan promo yang lumayan besar tapi dalam penelitian kami mengatakan tanpa promo juga banyak kok yang masih tetap menggunakan dompet digital," ujarnya di Jakarta, Rabu (12/2/2020).

Olivia memaparkan, orang-orang akan tetap melakukan transaksi tanpa promo. Sebanyak 36 persen orang tetap melakukan pembayaran jasa transportasi online walaupun tanpa promo.

Adapun sebanyak 29 persen tetap melakukan pembelian makan dan minuman, 14 persen tetap melakukan pembayaran di merchant dan 5 persen tetap melakukan transaksi pembayaran tagihan dan pajak.

Baca juga: Rhenald Kasali: Sistem Bakar Uang Startup Sesuatu yang Sangat Wajar

Sementara dari keempat merek dompet digital yang ada, GoPay yang memiliki tingkat organic user terbanyak dan tetap memilih untuk terus bertransaksi melalui aplikasi GoPay walaupun tidak ada promo.

"Kalau dari data yang kita dapat jumlah organic user GoPay itu 54 persen yang tetap memilih GoPay walaupun enggak ada promonya, OVO 29 persen, Dana 11 persen dan LinkAja 6 persen," jelasnya.

Bahkan dalam penelitian tersebut dikatakan Olivia, GoPay adalah salah satu merek yang dianggap para customer tidak bisa hidup tanpanya.

Adapun berdasarkan data persentasenya ada 54 persen yang menganggap demikian.

Untuk fitur pendukung dompet digital banyak para konsumen, terutama kaum milenial meminta ditambahkannya beberapa fitur lain, seperti terhubung dengan tabungan, dapat melakukan pembayaran secara cicilan dan fitur transfer pengiriman uang.

"Memang kalau kita lihat awalnya orang-orang memakai dompet digital ini karena banyak promo, si aplikator terus membakar uangnya tapi karena si aplikator konsisten memberikan keamanan dan kenyamanan ke custome. Tanpa promo pun banyak ternyata yang masih memilih menggunakan dompet digital," pungkasnya.

Baca juga: Orang Berduit Bakar Uang, Apa Salahnya?

Penelitian ini melibatkan 500 responden di lima kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Semarang, Yogyakarta, Palembang dan Manado.

Penelitian ini juga dilakukan dengan metode wawancara tatap muka secara langsung

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com