“Jika ingin menikah tetapi penghasilan tidak mencukupi membiayai pesta, maka mulailah hidup lebih hemat, menahan diri untuk tidak belanja yang bukan urgensi, seperti baju, sepatu, atau belanja online. Mengurangi kebiasaan hangout di kafe, tidak perlu tergoda promo diskon atau cashback untuk hal-hal yang bukan menjadi prioritas hidup saat ini,“ sebut Yan.
Menurut survei Bridestory Indonesia Wedding Industry Report, pesta pernikahan dapat dikategorikan ke dalam 4 kategori, yaitu affordable, moderate, premium dan luxurious dengan kisaran tamu undangan mulai dari 50 pax sampai 1.000 pax.
Baca juga: Simak, 5 Kesalahan Utama Para Investor Pemula
Untuk kategori affordable, biaya yang diperlukan Rp 20 juta sampai Rp 400 juta, untuk moderate berkisar Rp 40 juta sampai Rp 800 juta, untuk premium Rp 100 juta sampai Rp 2 miliar.
Untuk tipe luxurious, seperti pernikahan di luar kota atau luar negeri, mengundang selebritis sebagai pengisi acara, dan menggunakan jasa vendor premium, kisaran dananya Rp 350 juta sampai Rp 7 miliar.
Dari 4 kategori di atas, kisaran angka yang dianggap wajar untuk pesta pernikahan tergantung dari jumlah tamu yang diundang dan tingkat kemewahan acara, tipe pesta pernikahan yang diimpikan, pemilihan lokasi serta pilihan jenis hidangan (catering).
Jika belum yakin dengan bujet yang sedang disiapkan, maka rincian anggaran biaya pernikahan yang rasional bisa digunakan sebagai panduan membuat bujet.
Baca juga: Tetap Nekat Impor Hewan Hidup dari China, Ini Sanksinya
Panduannya yakni 40 persen biaya konsumsi (Food and Beverage), 20 persen biaya dekorasi, 5 persen untuk biaya akad nikab atau pemberkatan pernikahan, masing-masing 8 persen untuk biaya pakaian, venue, dan dokumentasi, masing-masing 3 persen untuk biaya souvenir dan undangan, 5 persen untuk biaya lainnya
Yan juga menyarankan agar menyisihkan kurang lebih 10 persen dari total bujet yang dimiliki untuk biaya tak terduga karena kebanyakan pesta pernikahan membutuhkan tambahan bujet sebesar 10 persen sampai 15 persen.
Misalnya, untuk keperluan resepsi, bujet untuk keperluan catering konsumsi sebesar 40 persen dari dana pesta untuk keperluan makanan pondokan atau gubukan, sebagian lagi untuk kue pengantin, atau snacks (kue-kue ringan) sehingga untuk pesta dengan konsep buffet, presentasenya bisa jadi akan lebih besar.
Baca juga: Cermati Tips Ini agar Pesta Pernikahan Tak Bikin Kantong Jebol
Jika Anda masih tidak yakin dengan perencanaan anggaran dan angkanya, Yan menyarakan agar meninjau lagi anggaran pernikahan, yaitu memilih anggaran mana yang bisa dikurangi dan mana yang bisa dihilangkan.
Misalnya, bila kompensasi biaya videografi lebih besar dari perkiraan, maka calon pengantin bisa meniadakan photo booth dan hanya menyediakan pojok foto dengan dekorasi sederhana tetapi tetap menarik bagi tamu untuk berfoto.
Dalam menyiasati bujet, calon pengantin juga bisa melakukan survei dahulu untuk harga perlengkapan pernikahan termasuk survei dimana barang tersebut dijual lebih murah, jika dibeli dalam jumlah banyak sehingga dapat memperkirakan jumlah bujetnya.
Beberapa vendor biasanya dapat diikat harganya dengan Down Payment (DP) sekitar satu tahun menjelang hari H pernikahan dan sisa pembayarannya bisa dicicil kemudian di sepanjang tahun tersebut. Hal ini tentu bisa meringankan untuk mengalokasikan mana yang prioritas dan mana yang bisa ditunda.
Baca juga: Tito Karnavian Cerita soal Takut Lihat Kantor Kemenkeu...
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.