Sspek irigasi, lanjut dia, akan fokus pada pengembangan sumber-sumber air irigasi, Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier (RJIT), embung/dam parit/longstorage, dan irigasi perpompaan atau perpipaan.
“Dalam catatan kami, kegiatan irigasi tahun lalu sangat bagus. Serapan anggaran juga mencapai target. Tahun ini akan digiatkan lagi,” kata Mulyadi.
Baca juga: Naikkan Indeks Pertanaman Padi, Kementan Rehabilitasi Jaringan Irigasi
Ia menambahkan, untuk aspek pupuk dan pestisida, Ditjen PSP fokus pada penyaluran pupuk bersubsidi, Unit Pengolah Pupuk Organik (UPPO), dan bantuan pupuk organik. Diharapkan masalah distribusi pupuk tak terjadi lagi.
“Yang jelas, ketersediaan pupuk bersubsidi aman. Kami minta pemerintah daerah memenuhi kebutuhan pupuk bagi petani yang memang berhak,” kata Mulyadi.
Selain lima fokus di atas, upaya perlindungan usaha tani sesuai amanah UU Nomor 19 Tahun 2013 juga terus dilakukan.
Baca juga: Lindungi Petani dan Peternak, Asuransi Pertanian Siap Diterapkan Serentak Tahun 2021
Upaya perlindungan dilakukan melalui asuransi pertanian, baik Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) dengan premi Rp 36.000 per hektar, atau Asuransi Usaha, Ternak Sapi (AUTS) dengan premi Rp 40.000 per ekor.
“Kami harap ke depannya dapat meluaskan upaya perlindungan usaha petani ke subsektor hortikultura (komoditas bawang merah),” kata Mulyadi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.