Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benarkah Bisnis Telkomsel Lebih Menjanjikan ketimbang Telkom?

Kompas.com - 15/02/2020, 08:54 WIB
Bambang P. Jatmiko

Editor

Tapi, masuknya Garibaldi Thorir awal tahun lalu bersama Hutchinson ke dalam operator Tri akan membatasi ruang gerak Telkomsel untuk mempertahankan posisi dominannya. Tri bisa saja mengancam bisnis Telkomsel.

Terganjal aturan registrasi ulang

Ini juga sangat membatasi pertumbuhan bisnis Telkomsel. Artinya, ruang untuk menambah pelanggan bagi usaha seluler makin sempit. Apalagi jasa seluler banyak dipakai untuk penyebaran hoaks, penipuan, dan kejahatan lainnya.

Telkomsel butuh menara Telkom

Seperti bunga anggrek yang ditanam di batang pohon kamboja tua, kalau inangnya dibunuh, bunga tersebut tak bisa berbunga lagi dan mati.

Saat ini jumlah tower Telkomsel terlalu sedikit dan jumlahnya di bawah 3.000. Sedangkan Telkom punya sekitar 16.000 tower yang disewakan pada berbagai operator termasuk Telkomsel.

Selama ini Telkom memberikan special price untuk layanan Telkomsel. Namun akan berbeda treatment-nya jika Telkomsel bukan lagi anak PT Telkom. Hal ini bisa membuat keuntungan PT Telkomsel akan tergerus.

Telkomsel butuh satelit dan serat optik Telkom

Indonesia adalah negara kepulauan. Artinya banyak daerah yang harus dijangkau layanan seluler yang di-backup oleh satelit, gelombang radio mikro dan serat optik.

Jika beli satelit sendiri, Telkomsel tentu akan mengeluarkan belanja modal ratusan triliun rupiah.

Demikan juga serat optik yang menghubungkan berbagai pulau dan tower itu, saat ini dimiliki oleh Telkom, bukan Telkomsel.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com