JAKARTA, KOMPAS.com - Bandara Kediri yang diinisiasi perusahaan rokok PT Gudang Garam Tbk (GGRM) akan mulai dibangun pada April 2020. Bandara baru ditargetkan bisa melayani 2,5 juta penumpang, lalu berkembang bertahap hingga 10 juta penumpang per tahun.
Pembangunan diperkirakan berlangsung dua tahun dengan target bandara beroperasi pada 2022. Gudang Garam menjadi investor berkolaborasi dengan pemerintah, baik pusat maupun pemda, dalam proyek pembangunan Bandara Kediri.
Pembangunan bandara itu menggunakan skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU), dimana dana pembangunan bandara seluruhnya dibiayai Gudang Garam.
“Pertama kali swasta full menginvestasikan suatu bandara. Dan inipun dilakukan dengan KPBU. Artinya bagian tanah-tanah tertentu diserahkan ke kita, terus Gudang Garam mendapatkan suatu konsesi bisa 30 tahun atau 50 tahun,” kata Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dalam keterangannya, Minggu (16/2/2020).
Baca juga: Bandara Milik Gudang Garam di Kediri Ditargetkan Rampung April 2022
Operasionalisasi bandara diserahkan kepada Gudang Garam untuk memilih pengelolanya. Namun, pemerintah melalui Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (Airnav) tetap mengelola lalu lintas udara.
Bandara Kediri pernah ditolak Presiden Joko Widodo atau Jokowi sebagai Proyek Strategis Nasional (PSN) dalam sebuah rapat terbatas (ratas) di Kantor Presiden, Jakarta, tahun 2018 silam.
Namun kemudian, Bandara Kediri akhirnya ditetapkan sebagai PSN. Bandara senilai Rp 10 triliun ini masuk PSN sesuai Peraturan Presiden Nomor 56 Tahun 2018.
Pengerjaan proyek bandara ini diserahkan pada PT Surya Dhoho Investama (PT SDI) yang merupakan anak perusahaan Gudang Garam.
Baca juga: Bandara Kediri Didanai 100 Persen Gudang Garam, Pemerintah?
Lahan seluas 390 hektar pun sudah dibebaskan untuk kebutuhan proyek ini. Adapun lahan seluas 1,5 hektar lagi di luar landas pacu yang belum dibebaskan segera dituntaskan.
Bandara tersebut akan masuk kategori sistem multi bandara (multi airport system). Akan tetapi, tidak merujuk menjadi bandara internasional. Sebab, sudah terdapat Bandara Internasional Juanda yang berlokasi di Surabaya.
Selain itu, jika keinginan bandara berstatus internasional akan berdampak terhadap pertahanan.
Bandara Kediri akan melayani warga Jawa Timur bagian selatan yang cukup padat, seperti Kabupaten Pacitan, Trenggalek, Ponorogo, Madiun, Nganjuk, dan Tulungagung.
Sebagai investor pembangunan, Gudang Garam diberikan hak konsesi selama 30 tahun atau 50 tahun. Investor juga berkolaborasi dengan pemerintah daerah dan badan usaha lain yang menyerahkan lahan ke pemerintah untuk dijadikan bandara.
Baca juga: Kemenhub: Bandara Kediri Bakal Dibangun Awal Tahun 2020
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.