Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Realisasi Pupuk Bersubsidi Rendah, Kementan Beri Solusi Lewat eRDKK

Kompas.com - 17/02/2020, 10:27 WIB
Inang Sh ,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian (Kementan) Sarwo Edhi mengatakan, pihaknya membuka sistem elektronik Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (eRDKK) tiap tanggal 20 hingga 25 setiap bulan.

Langkah itu dilakukan guna menindaklanjuti keterlambatan pemerintah daerah dalam menginput data kebutuhan pupuk melalui eRDKK dengan memberikan waktu bagi data yang belum tertampung.

“Selanjutnya kami rekap, sebagai tambahan kuota daerah yang bersangkutan,” kata Sarwo Edhy dalam keterangan tertulis, Minggu (16/02/2020).

Ia melanjutkan, bila terjadi ketimpangan dalam alokasi pupuk di suatu wilayah, misal di kecamatan atau desa, Kepala Dinas (Kadis) Pertanian kabupaten/kota dapat menggesernya.

Baca juga: Petani Mengeluh Langka, Kementan akan Atur Distribusi Pupuk Subsidi

“Jika terdapat pergeseran antarkabupaten, ditetapkan Kadis Pertanian Provinsi. Apabila terdapat pergeseran kuota antarprovinsi, ditetapkan Dirjen PSP atas nama Menteri Pertanian,” imbuh Sarwo Edhy.

Ia juga menganjurkan untuk segera ada laporan ke penyuluh atau kepada Dinas Pertanian setempat bila ditemukan kelangkaan pupuk untuk petani atau kelompok tani di suatu desa.

“Bisa juga hubungi kami di nomor HP 081224281914, Kepala Subdirektorat (Kasubdit) Pengawasan Pupuk dan Pestisida atas nama Endah, agar segera ditindaklanjuti secepat mungkin,” ujar Sarwo Edhy.

Sesuai aturan Peraturan Menteri Pertanian No 01 Tahun 2020, imbuh dia, eRDKK berbasis NIK. Subsidi tidak lebih dari dua hektar per petani dan musim tanam, serta petani tersebut harus masuk dalam kelompok tani.

Rendahnya realisasi

Kementan melaksanakan program tersebut guna menepis isu kelangkaan pupuk bersubsidi dan memastikan stoknya cukup untuk tahun 2020.

Menurut Sarwo Edhy, keterlambatan pemerintah daerah dalam menginput data melalui eRDKK menyebabkan petani tidak dilayani kios karena tidak terdaftar dalam eRDKK.

Berdasarkan data PT Pupuk Indonesia, pupuk bersubsidi yang akan disalurkan dalam tahun 2020 adalah 7,949 juta ton. Namun, realisasi sampai Jumat (14/2/2020) baru 1,43 juta ton atau 17,98 persen.

“Berdasarkan data tersebut, stok pupuk bersubsidi yang ada masih sangat aman,” kata Sarwo Edhy.

Baca juga: Petani Keluhkan Alokasi Pupuk Bersubsidi, Produsen Sebut Stok Aman

Dia mencontohkan, Sumatera Utara (Sumut) yang mengajukan pupuk sebanyak 228,337 ton, realisasinya baru 5.668 ton atau baru 2,48 persen.

Hal serupa terjadi di Bangka Belitung. Dari jumlah 101,572 ton pupuk yang diajukan, realisasi penyalurannya baru 2.084 ton atau baru 2.05 persen.

Hingga Februari, imbuh Sarwo Edhy, daerah dengan realisasi penyerapan tertinggi adalah Jawa Barat dengan penyaluran mencapai 159.109 ton dari 578.809 ton pupuk yang diajukan atau mencapai 27,49 persen.

“Lalu, diikuti Kalimantan Timur. Dari 18.522 ton yang direncanakan, realisasinya baru 3.909 ton atau 21,10 persen,” ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com