Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dilirik Jokowi, Cerita Pengusaha Batik yang Bisa Raup Untung Rp 50 Juta di Pameran

Kompas.com - 17/02/2020, 12:18 WIB
Kiki Safitri,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com – Sebagai satu dari warisan budaya Indonesia yang dilestarikan, batik selalu memiliki tempat di hati setiap penikmatnya.

Selain menunjukkan nilai budaya lokal, wastra batik juga kerap digunakan dalam acara kenegaraan dan acara formal lainnya.

Seiring kian populernya batik, para pengusaha dan perajin batik pun masih bisa bertahan dengan kreasinya, hingga meraup untung cukup besar.

Baca juga: UKM Jangan Cuma Sebatas Akik, Keripik, dan Batik!

Salah satu pengusaha batik di Cirebon, tepatnya di Blok Pekauman Desa Kalitengah Kecamatan Tengah Tani I, bernama Zaharoh bersama komunitasnya merintis usaha batik.

Bahkan, batik kreasinya dilirik Presiden RI Joko Widodo tahun lalu dalam sebuah pameran yang mereka ikuti.

Zaharoh mengaku saat ia hadir dalam acara Selendang Mayang di Jakarta tahun lalu, Jokowi tertarik dengan model batik Singa Barong seharga Rp 2 juta.

Batik tersebut merupakan batik tulis yang dihasilkan dalam waktu 1 bulan hingga dua bulan. Dengan proses yang manual tentulah hargaya pun tak semurah hasil printing dan cetak.

“Kami ada tiga komunitas saat itu ke Jakarta. Tapi Pak Jokowi tertarik dengan batik yang motif Singa Barong, Pak Jokowi suka dan itu panjangnya sekitar 2,5 meter,” ujar Zaharoh kepada Kompas.com saat dihubungi, Senin (17/2/2020).

Baca juga: Perajin Batik Lokal Kian Tergerus Batik Impor

Dalam menekuni usaha batik tulis, Zaharoh awalnya hanya memiliki dua orang karyawan. Adapun omzet yang diraupnya bisa mencapai Rp 28 juta per bulan.

Namun, saat mengikuti pameran, ia juga bisa memperoleh keuntungan sekitar Rp 50 juta.

“Waktu pameran Selendang Mayang di Jakarta tahun 2016, itu kami dapat sekitar Rp 50 juta,” katanya.

Soal awal mula merintis usaha batik, Zaharoh mengaku belajar dari orang tuanya. Usaha batik mulai serius ditekuninya ketika memperoleh kredit mikro dari BTPN Syariah.

Ia memperoleh fasilitas pinjaman modal usaha untuk memajukan usaha batiknya dari modal awal Rp 1,5 juta pada 2014.

Tak hanya memperoleh modal, Zaharoh juga memperoleh pelatihan membatik dan cara mengembangkan usahanya.

“Saya dapat bantuan sejak tahun 2014. Selalnjutnya kami mulai bentuk komunitas, lalu ada pelatihan dari BTPN, yang tadinya stok sedikit sekarang mulai banyanyak. Kalau batik cetak (stok) 5 kodi atau 100 kain, untuk tulis tergantung motif kadang 1 bulan 2 bulan 1 buah baru selesai,” ujar Zaharoh.

Baca juga: Tembus Jepang dan Eropa, Ekspor Batik Lampau 58 Juta Dollar AS

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Whats New
Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Whats New
Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Whats New
Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Rilis
IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

Whats New
Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Whats New
Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Whats New
Harga Naik Selama Ramadhan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Harga Naik Selama Ramadhan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Whats New
Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Whats New
Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Whats New
4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

Spend Smart
Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Whats New
Menkeu: Per 15 Maret, Kinerja Kepabeanan dan Cukai Capai Rp 56,5 Triliun

Menkeu: Per 15 Maret, Kinerja Kepabeanan dan Cukai Capai Rp 56,5 Triliun

Whats New
Siap-siap, IFSH Tebar Dividen Tunai Rp 63,378 Miliar

Siap-siap, IFSH Tebar Dividen Tunai Rp 63,378 Miliar

Whats New
Harga Tiket Kereta Bandara dari Manggarai dan BNI City 2024

Harga Tiket Kereta Bandara dari Manggarai dan BNI City 2024

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com