JAKARTA, KOMPAS.com – Sebagai satu dari warisan budaya Indonesia yang dilestarikan, batik selalu memiliki tempat di hati setiap penikmatnya.
Selain menunjukkan nilai budaya lokal, wastra batik juga kerap digunakan dalam acara kenegaraan dan acara formal lainnya.
Seiring kian populernya batik, para pengusaha dan perajin batik pun masih bisa bertahan dengan kreasinya, hingga meraup untung cukup besar.
Baca juga: UKM Jangan Cuma Sebatas Akik, Keripik, dan Batik!
Salah satu pengusaha batik di Cirebon, tepatnya di Blok Pekauman Desa Kalitengah Kecamatan Tengah Tani I, bernama Zaharoh bersama komunitasnya merintis usaha batik.
Bahkan, batik kreasinya dilirik Presiden RI Joko Widodo tahun lalu dalam sebuah pameran yang mereka ikuti.
Zaharoh mengaku saat ia hadir dalam acara Selendang Mayang di Jakarta tahun lalu, Jokowi tertarik dengan model batik Singa Barong seharga Rp 2 juta.
Batik tersebut merupakan batik tulis yang dihasilkan dalam waktu 1 bulan hingga dua bulan. Dengan proses yang manual tentulah hargaya pun tak semurah hasil printing dan cetak.
“Kami ada tiga komunitas saat itu ke Jakarta. Tapi Pak Jokowi tertarik dengan batik yang motif Singa Barong, Pak Jokowi suka dan itu panjangnya sekitar 2,5 meter,” ujar Zaharoh kepada Kompas.com saat dihubungi, Senin (17/2/2020).
Baca juga: Perajin Batik Lokal Kian Tergerus Batik Impor
Dalam menekuni usaha batik tulis, Zaharoh awalnya hanya memiliki dua orang karyawan. Adapun omzet yang diraupnya bisa mencapai Rp 28 juta per bulan.
Namun, saat mengikuti pameran, ia juga bisa memperoleh keuntungan sekitar Rp 50 juta.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan