Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apartemen Kini Tak Hanya untuk Masyarakat Menengah ke Atas?

Kompas.com - 17/02/2020, 14:10 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Tahun 2020 diprediksi menjadi tahun yang baik untuk pasar properti Indonesia.

Ini sejalan dengan beberapa kebijakan utama yang dirilis pemerintah pada akhir 2019 diharapkan bisa berdampak positif dan menggairahkan sektor properti RI.

Dua inisiatif tersebut adalah Peraturan Bank Indonesia (PBI) Nomor 21/12/PBI/2019 tentang relaksasi Loan to Value (LTV) properti sebesar 5 persen dan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 86/PMK.010/2019 dimana kelompok hunian mewah di bawah Rp 30 miliar bebas dari PPnBM.

Marine Novita, Country Manager Rumah.com berharap, dua kebijakan tersebut akan membawa lebih banyak optimisme di pasar properti Indonesia, khususnya di kelas atas.

Baca juga: Harga Properti Mahal, Bisnis Kos-kosan Menggeliat

Pun diharapkan secara konsisten mendorong permintaan dari kelompok masyarakat berpendapatan menengah dan menengah ke bawah.

“Rumah.com Indonesia Property Market Index menunjukkan bahwa pasar properti Indonesia mencatat tahun yang solid pada 2019, dengan kenaikan paling menonjol dalam harga permintaan terjadi di kuartal III 2019, meskipun situasi politik sempat memanas di kuartal sebelumnya. Kuartal terakhir 2019 mencatat indeks harga properti naik 7 persen secara tahunan (year on year/yoy),” jelas Marine.

Menurut data RIPMI, secara keseluruhan, pasar properti di tahun 2020 akan terus menjadi buyers’ market atau saat yang tepat bagi konsumen untuk membeli properti.

Pembeli akan dimanjakan dengan serangkaian pilihan dengan harga yang kompetitif. Oleh sebab itu, disarankan untuk bernegosiasi guna mendapatkan harga lebih rendah atau mendapatkan diskon dan bonus tambahan.

Terpantau harga permintaan properti baik untuk rumah tapak maupun apartemen berada pada posisi 112.1 di kuartal III 2019, naik 0,3 persen dari kuartal sebelumnya.

Baca juga: Milenial Mending Beli Rumah Tapak atau Apartemen?

Namun jika dibandingkan kuartal IV 2018, ada pertumbuhan 7 persen (yoy), didorong harga permintaan rumah tapak yang tumbuh 8 persen. Sementara hunian apartemen justru mengalami penurunan harga 1 persen dibandingkan kuartal IV 2018.

Untuk indeks harga apartemen di kuartal IV 2019 tercatat naik 1 persen dari kuartal sebelumnya menjadi 115,4.

Kenaikan ini menunjukkan tanda-tanda pemulihan menyusul penurunan indeks harga di dua kuartal sebelumnya.

Data kuartalan menunjukkan indeks harga apartemen mengalami perlambatan pertumbuhan selama dua tahun terakhir.

Ini juga mencerminkan dinamika pasar apartemen di daerah-daerah yang merupakan pemasok apartemen terbesar. Jakarta, misalnya, mencatat penurunan indeks harga kuartal IV 2019 sebesar 1 persen secara kuartalan (qtq) dan 2 persen (yoy).

Pada kuartal IV 2019, indeks suplai apartemen berada pada 106,7, turun 1 persen dari kuartal sebelumnya. Indeks suplai apartemen didominasi oleh daerah-daerah yang merupakan pemasok apartemen terbesar seperti Jakarta (66 persen), Jawa Barat (12 persen) dan Banten (10 persen).

Baca juga: Mau Beli Rumah atau Apartemen? Pahami Hal Ini

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com