Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meski Ada Virus Corona, China Masih Jadi Mitra Dagang Utama RI

Kompas.com - 17/02/2020, 14:36 WIB
Rully R. Ramli,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, China masih menjadi mitra dagang utama Indonesia pada Januari 2020.

Hal ini terbukti dari negara tujuan ekspor dan impor Indonesia yang masih dipimpin Negeri Tirai Bambu tersebut.

Padahal, BPS mencatat realisasi ekspor maupun impor non migas ke dan dari China mengalami penurunan jika dibandingkan dengan Desember 2019 atau secara bulanan (month to month/mtm).

Baca juga: Ekspor Impor Januari ke dan dari China Merosot, Akibat Virus Corona?

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, nilai ekspor non migas ke China sebesar 2,1 miliar dollar AS, turun 9,15 persen (mtm), dimana pada Desember 2019 nilai ekspor ke China mencapai 2,3 miliar dollar AS.

"Penurunan ekspor terutama ke China, turun 211,9 juta dollar AS," kata dia, di Kantor BPS, Jakarta, Senin (17/2/2020).

Kendati demikian, China masih menjadi negara tujuan utama ekspor nasional pada Januari 2020. Disusul oleh Amerika Serikat, dengan nilai ekspor ke Negara Paman Sam tersebut mencapai 1,6 miliar dollar AS pada Januari 2020.

Lalu, Jepang menjadi negara ketiga tujuan ekspor RI, dengan nilai sebesar 1,1 miliar dollar AS pada Januari 2020.

Baca juga: Pemerintah Tetap Impor Bawang Putih dari China, Ini 5 Faktanya

Suhariyanto menambahkan, bukan hanya ekspor, namun impor non migas dari China juga mengalami penurunan.

Tercatat, sepanjang Januari 2020 nilai impor non migas dari China sebesar senilai 3,9 miliar dollar AS dari China, turun 3,08 persen dibandingkan Desember 2019 yang mencapai 4,07 miliar dollar AS.

"Impor dari Tiongkok, Thailand, dan Australia mengalami penurunan tertinggi kalau dibandingkan Desember 2019," ujar Suhariyanto.

Serupa dengan ekspor, China juga masih menjadi negara utama yang mengimpor komoditas non migas ke Indonesia. Kemudian peringkat kedua ditempati oleh Amerika Serikat dengan nilai impor sebesar 1,6 miliar dollar AS pada Januari 2020.

Jepang menempati peringkat ketiga dengan nilai impor sebesar 1,1 miliar dollar AS pada awal tahun ini.

Baca juga: Pemerintah Tak Larang Impor Ikan dan Produk Perikanan dari China

Menurut Suhariyanto, menurunnya ekspor dan impor ke dan dari China bukan sepenuhnya diakibatkan isu merebaknya virus corona di Negara Tirai Bambu tersebut.

Sebab, berdasarkan data yang ia miliki nilai ekspor dan impor ke dan dari China sejak pekan pertama hingga ketiga Januari masih bergerak secara normal. Namun, ia tidak bisa mendetail angka pergerakan tersebut.

"Karena saya tidak menyajikan data mingguan, jadi pengaruh (virus corona) belum akan terlihat signifikan pada Januari. Kita perlu waspada dan bagaimana efeknya baru bisa kita lihat pada rilis bulan selanjutnya (Februari)," tutur dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BEI: Eskalasi Konflik Israel-Iran Direspons Negatif oleh Bursa

BEI: Eskalasi Konflik Israel-Iran Direspons Negatif oleh Bursa

Whats New
IHSG Turun 1,11 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.260

IHSG Turun 1,11 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.260

Whats New
IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan

IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan

Whats New
Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Whats New
Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Work Smart
Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

BrandzView
Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Whats New
Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Whats New
Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Whats New
Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Whats New
Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Whats New
Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Whats New
Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com