Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kaesang Komentari Pelamar Kerja, Ketahui Etika Melamar Kerja Ini

Kompas.com - 18/02/2020, 10:34 WIB
Ade Miranti Karunia,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Putra bungsu Presiden Joko Widodo (Jokowi), Kaesang Pangarep sebelumnya membagikan contoh etika pelamar yang dinilai kurang baik.

Si pelamar tersebut diketahui hendak melamar di Ternak Kopi, usaha kopi yang dimilikinya.

Keheranan Kaesang terhadap si pelamar kerja tersebut adalah latar pendidikannya yang strata satu (S1) serta cara melamar kerja yang tidak benar.

 

Baca juga: 5 Kesalahan yang Sebaiknya Dihindari Ketika Melamar Kerja

Memang, etika melamar pekerjaan begitu diperlukan agar perusahaan mempertimbangkan alasan memilih pelamar untuk diterima bekerja.

Meski eranya melamar tak lagi harus menggunakan banyak kertas, amplop cokelat, dan mendatangi perusahaan yang akan dilamar dengan membawa surat-surat lamaran, hanya melalui e-mail.

Namun, yang harus diingat, tetap ada etika melamar yang baik.

Lalu, seperti apakah cara melamar kerja yang baik supaya dapat diterima pada perusahaan yang diincar?

Mengutip dari Instagram story influencer Alexander Thian (@aMrazing) yang menjadi referensi Kaesang kepada warganet untuk belajar etika melamar kerja, ada beberapa kesimpulan, antara lain sebagai berikut.

1. Subjek e-mail diisi posisi yang dilamar 

Subjek e-mail yang tepat akan sangat membantu HRD dalam menentukan apakah Anda melamar pekerjaan yang memang dibutuhkan.

Apabila subjek e-mail tidak jelas, sudah bisa dipastikan akan masuk ke opsi sampah (trash).

Semisal, ada lowongan untuk menjadi community manager di perusahaan X, maka tulisan di subjek e-mailmu adalah posisi yang mau dilamar. Jangan cuma menulis "job application".

Baca juga: Apa yang Disiapkan Saat Melamar Kerja?

2. Surat lamaran kerja

Seringkali HRD menerima e-mail yang isinya cuma lampiran (attachment) curriculum vitae (CV).

Menurut Alexander, HRD pastinya enggan meng-klik e-mail si pelamar meski CV yang dibuat sekeren mungkin.

Cover letter atau surat lamarannkerja adalah gerbang pertama untuk menentukan apakah pelamar kerja bakal keterima atau tidaknya.

Sebisa mungkin cover letter jangan jadi lampiran. Dalam kerangka (body) e-mail disarankan jangan dikosongkan. Harus ada pengenalan diri pelamar secara singkat.

Meski unggahan Kaesang soal etika si pelamar jadi bahan perdebatan hingga dinilai meremehkan tanpa memandang kemampuan (skill) orang tersebut, dia tetap mengingatkan cara melamar kerja yang tepat.

Baca juga: Fresh Graduate, Hapus 3 Kata Ini dari Surat Lamaran Kerja Anda

Diketahui si pelamar ini hanya melampirkan file lamaran berupa format PDF tanpa memberikan penjelasan singkat data pribadi diri pelamar di e-mail perusahaan milik Kaesang,Ternak Kopi dengan posisi yang diambil adalah accounting.

Akibatnya komentar serta unggahan Kaesang tersebut mulai jadi bahan perdebatan warganet.

Salah satunya akun Twitter Ali R Siregar (@ali_srgr) yang justru menganggap Kaesang begitu meremehkan pelamar kerja tanpa mengetahui kemampuannya.

"Gw lulusan S1 dan gini doang cara nglamar gw, tapi gw bisa diterima tuh dan smpe skrg masih kerja ditempat yg gw lamar ini. Jgn liat lamaran tapi liat skill dong, ngeremehin bgt masss," tulis Ali sembari memperlihatkan semasa dia melamar kerja di salah satu perusahaan, Senin (17/2/2020).

Kaesang yang sukses menjadi pengusaha ini menjelaskan kepada si pemilik akun, jika unggahannya bukan untuk meremehkan.

Melainkan, mengingatkan tata cara atau etika melamar yang benar di tiap perusahaan yang dilamar.

"Saya gak ngeremehin, tapi mau melamar pekerjaan itu ada tata kramanya. Kalo memang ada perusahaan yang mau terima, ya bersyukur," timpal Kaesang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com