Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berapa Orang Papua yang Jadi Eksekutif di Freeport?

Kompas.com - 19/02/2020, 21:10 WIB
Muhammad Idris,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menunjuk Claus Wamafma sebagai direktur di PT Freeport Indonesia (PTFI).

Claus Wamafma menjadi orang pertama asli Papua yang masuk jajaran direksi perusahaan yang masuk sebagai anggota holding BUMN pertambangan Indonesia itu.

Lalu sebenarnya, berapa banyak karyawan dari putra putri asli Papua yang memegang posisi penting atau eksekutif di Freeport Indonesia?

Dikutip dari data Publikasi Freeport Indonesia 2019 yang merujuk pada data per 31 Desember 2019, orang asli Papua yang menduduki posisi paling rendah di level manajer dan karyawan senior tercatat sebanyak 59 orang.

Baca juga: Jadi Direktur Freeport Asli Papua Pertama, Apa Tugas Claus Wamafma?

Jika dirinci lebih jauh, dari 59 orang eksekutif tersebut, pekerja asli Papua yang menjabat posisi level manajer dan karyawan senior sebanyak 50 orang, dan 9 orang menduduki posisi level vice president.

"Sejak tahun 1996 PTFI telah berkomitmen untuk melipatgandakan jumlah karyawan asli Papua yang memegang posisi manajemen strategis," tulis PTFI dalam keterangannya.

Sementara, keseluruhan karyawan asli kelahiran tanah Papua yang bekerja di perusahaan tersebut mencapai 2.890 orang atau sekitar 40,73 persen dari total karyawan.

Meski demikian, jumlah pekerja asli Papua ini masih lebih kecil ketimbang karyawan non Papua sebanyak 4.061 orang atau sekitar 57,23 persen.

Baca juga: Tambang Grasberg Ditutup, Freeport Akui Berdampak ke Ekonomi Papua

Selain itu, dari total karyawan Freeport sebanyak 7.096 orang, terdapat sebanyak 145 karyawan asing atau sebesar 2,04 persen.

Selain dihitung dari karyawan Papua dan non Papua, Freeport Indonesia juga mencatat ada 476 karyawati atau sebesar 6,71 persen.

Claus Wamafma jadi direktur

Sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menunjuk Claus Wamafma untuk mengisi posisi salah satu direktur di PTFI.

Dilihat dari profilnya, dia bukan wajah baru di Freeport Indonesia. Sebelum ditunjuk sebagai anggota direksi, dirinya pernah menduduki posisi Wakil Presiden Pengembangan Komunitas PT Freeport Indonesia sejak tahun 2014.

Rekam jejak karirnya dihabiskan di raksasa tambang yang dulunya penanaman modal asing (PMA) asal Amerika Serikat tersebut.

Dikutip dari Harian Kompas, 1 Desember 2014, tugasnya di Freeport Indonesia saat itu yakni bertugas di kegiatan CSR dan pemberdayaan masyarakat, khususnya yang berada di area sekitar operasi perusahaan.

Pelayanan kesehatan di dua rumah sakit Freeport jadi salah tanggung jawab Claus Wamafma. Di Distrik Tembagapura, Mimika, lokasi beroperasinya PT Freeport Indonesia, perusahaan tambang multinasional, terdapat dua fasilitas kesehatan.

Baca juga: Rekam Jejak Claus Wamafma, Orang Asli Papua di Jajaran Bos Freeport

RS Tembagapura milik Freeport memberi layanan gratis bagi karyawan Freeport Indonesia dan warga sekitar yang merupakan tujuh suku asli di wilayah itu, yakni Damal, Ekari, Amungme, Kamoro, Moni, Dani, dan Mee. Total kunjungan per hari 200 orang.

Selain itu, terdapat RS Waa Banti, yang terletak di luar area operasi PT Freeport Indonesia. Claus Wamafma juga yang bertanggung jawab pada layanan kesehatan yang disediakan Freeport untuk masyarakat pedalaman di Mimika, Papua.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com