JAKARTA, KOMPAS.com - Telkomsel dinilai akan lebih leluasa mencari pendanaan melalui pasar modal jika saham perusahaan tersebut sepenuhnya dikuasai oleh pihak Indonesia, yakni oleh PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (Telkom).
Sejauh ini kepemilikan saham Telkomsel adalah Telkom sebesar 65 persen dan Singapore Telecommunications (Singtel) 35 persen.
Pengamat pasar modal Satrio Utomo menuturkan Telkomsel akan bisa lebih cepat berkembang jika perusahaan tersebut melantai di bursa saham melalui IPO. Akan tetapi, saat ini aksi korporasi tersebut dinilai sulit karena keberadaan Singtel di Telkomsel.
Baca juga: Sejarah Telkomsel, Dulunya Perusahaan Patungan Indosat-Telkom
"Saya menduga IPO Telkomsel sulit direalisasikan karena Singtel ada di sana. Karena itu, yang menjadi challenge adalah Menteri BUMN Erick Thohir apakah bisa mengambil alih saham Telkomsel dari Singtel?" ujarnya Selasa (19/2/2020).
Menurut Satrio, mengambil alih saham Telkomsel dari Singtel jauh lebih penting ketimbang mewacanakan pemisahan perusahaan penyedia layanan telekomunikasi seluler tersebut dari Telkom.
Pasalnya, jika pemisahan itu terealisasi, hal itu akan memberi dampak buruk terhadap pemegang saham, utamanya yang minoritas atau pemegang saham publik.
Baca juga: Erick Thohir Sindir Telkom, Terlalu Bergantung Telkomsel hingga Punya Perguruan Tinggi
Satrio Utomo tak menampik bahwa statement Erick Thohir yang mewacanakan pemisahan Telkomsel dari Telkom menambah sentimen negatif hingga membuat saham emiten berkode TLKM tersebut terus melemah. Ini karena investor khawatir.
Hingga kemarin, saham Telkom ditutup di posisi Rp 3.620 per saham. Harga tersebut terus turun dari posisi sejak Januari yang sempat berada di level 3.920 per saham.
"Pemegang saham Telkom ini mayoritas adalah investor asing. Mereka melakukan aksi net sell. Ketika asing menjual, investor domestik tak banyak yang menyerap. Perhatian investor yakni seputar kinerja. Investor masih menunggu laporan kinerja keuangan perusahaan," lanjut Satrio.
Baca juga: Benarkah Bisnis Telkomsel Lebih Menjanjikan ketimbang Telkom?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.