JAKARTA, KOMPAS.com - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengakui, penyebaran virus corona akan berdampak terhadap program pembiayaan sektor pariwisata nasional.
Deputi Direktur Pengawasan Lembaga Pembiayaan OJK Indra mengatakan, pariwisata merupakan salah sektor prioritas yang ingin dikembangkan pemerintah. Oleh karenanya, perusahaan pembiayaan memiliki peluang besar dalam sektor ini.
"Melihat kebutuhannya kalau dari akses kami sebetulnya dari peluang bisnis pariwisata, sebetulnya kegiatan usaha bisa bersinergi dengan transportasi dan pembiayaan perhotelan," ujar dia di Jakarta, Kamis (20/2/2020).
Baca juga: Kredit Kendaraan Bermotor Bisa Terdampak Virus Corona
Kendati demikian, Indra menambah, potensi tersebut berpotensi terancam dengan adanya isu mengenai wabah virus corona.
Pasalnya, penyebaran virus corona telah berdampak negatif terhadap sektor pariwisata nasional. Hal ini diakibatkan merosotnya jumlah wisatawan mancanegara asal China.
"Tahun ini akan berat dengan isu corona karena pariwisata pasti akan terkena dampaknya cukup signifikan. Dan kemarin di internal sedang dilakukan diskusi untuk kelanjutan program pembiayaan pariwisata," tutur dia.
Setelah melakukan pembahasan, OJK optimis bahwa pembiayaan terhadap sektor pariwisata akan mengalami perbaikan pasca kuartal I 2020.
Baca juga: Pasokan Onderdil Terganggu Gara-gara Virus Corona, Direktur Astra: Kalau Mau Beli Mobil, Sekarang...
Indra optimistis tekanan terhadap sektor pariwisata dari virus corona akan segera merada, sehingga sektor pariwisata kembali mengalami pertumbuhan.
"Karena isu-isu corona ini bisa terselesaikan dan industri bisnis mulai bisa tumbuh," ucapnya.
Sebelumnya, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio mengatakan sektor pariwisata akan mengalami kerugian akibat penyebaran virus corona.
Meskipun ia belum memiliki angka pasti terkait potensi kerugian tersebut, namun berdasarkan data yang ia miliki pada tahun lalu terdapat 2 juta kunjungan wisman China ke Indonesia, yang menyumbangkan devisa sebesar 2,8 miliar dollar AS atau setara dengan Rp 39,2 triliun (asumsi kurs Rp 14.000 per dollar AS).
"Ini kan masih bergerak ya kita bisa tahu rugi berapa kalau coronavirus-nya sudah berhenti. Kalau average setahun dari Tiongkok saja dengan jumlah 2 juta wisatawan kan sudah 2,8 miliar dollar AS kira-kira kerugiannya," tutur dia di Jakarta, Rabu (12/2/2020).
Baca juga: Dampak Virus Corona, Sri Mulyani: Ekonomi China Turun 1 Persen, RI Bisa Turun hingga 0,6 Persen
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.