Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BCA Sebut MRT dan Ojek Online Pengaruhi Permintaan Kredit Kendaraan

Kompas.com - 20/02/2020, 22:01 WIB
Fika Nurul Ulya,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) secara keseluruhan menurun sebesar 1,1 persen menjadi Rp 46,7 triliun sepanjang 2019.

Penurunan kredit tersebut dipengaruhi oleh kredit kendaraan roda dua yang menurun sebesar 34,5 persen menjadi Rp 2,1 triliun pada 2019 dari Rp 3,3 triliun pada 2018.

Sedangkan, kredit kendaraan roda empat masih tumbuh sebesar 1, 4 persen menjadi Rp 45,4 triliun pada 2019 dari Rp 44,8 triliun pada 2020.

Baca juga: Pertengahan 2020, BCA Sulap Bank Royal Jadi Bank Digital

Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja mengatakan, penurunan kredit kendaraan bermotor dipengaruhi oleh perubahan gaya hidup masyarakat yang kerap menggunakan angkutan umum, seperti Moda Raya Terpadu (MRT) dan ojek online.

"Ada beberapa problem khususnya untuk penjualan KKB. Karena apa? MRT sudah lumayan bisa mengakomodasi kebutuhan masyarakat. Nomor dua ada grab (ojek online), ini jujur saja sangat memudahkan," kata Jahja di Jakarta, Kamis (20/2/2020).

Jahja menuturkan, adanya ojek online yang mampu datang ke depan rumah hingga mengantar ke tempat tujuan lumayan mengikis permintaan pasar, khususnya di kota-kota besar seperti Jakarta.

Padahal kata Jahja, kredit kendaraan BCA dari segi harga sudah cukup kompetitif.

"Kalau sari segi pricing sudah sangat baik. Namun kekuatan pasar berkata lain," terangnya.

Baca juga: Laba BCA Tembus Rp 28,6 Triliun Pada 2019

Selain perubahan gaya hidup, BCA mesti bersaing dengan perusahaan pembiayaan yang dimiliki oleh pembuat kendaraan (manufacturing). Perusahaan pembiayaan itu biasanya menjual produk-produk kendaraan yang 3-6 bulan sebelumnya telah disiapkan.

Bila prediksi penjualan salah sementara perusahaan telah membeli komponen dan siap merakit kendaraan, otomatis perusahaan tersebut harus menjual produknya dengan berbagai diskon.

"Dan biasanya finance company dari manufacturing itu punya diskon khusus dari mereka, itu yang tidak bisa kita lawan," ungkap Jahja.

Di sisi lain, penjualan kendaraan roda dua dikuasai oleh merek-merek dominan.

"Di sini produsen yang memiliki brand dominan menguasai pasar jadi kita masuk ke situ agak sulit. Apalagi di sektor motor kita belum jadi top of mind," sebutnya.

Baca juga: Erick Thohir Mau Bubarkan 5 Anak Usaha Garuda Indonesia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com