Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menurut Menristek, RI Belum Layak Disebut Negara Maju, Mengapa?

Kompas.com - 22/02/2020, 18:44 WIB
Ade Miranti Karunia,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah berharap tahun ini semakin banyak bertumbuh wirausaha berbasis digital, yang akhirnya mengarahkan perusahaan rintisan (startup) menuju ke level unicorn atau perusahaan rintisan yang bervaluasi 1 miliar dollar AS.

Menurut Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Bambang Brodjonegoro, di Indonesia masih minim wirausaha yang berbasis teknologi apalagi untuk mencapai ke tingkat unicorn.

Dengan demikian, kata Bambang, Indonesia belum layak dikatakan sebagai negara maju.

Baca juga: Kaleidoskop 2019: Indonesia Punya 1 Decacorn dan 4 Unicorn

"Bahkan, sebenarnya unicorn pun belum cukup. Karena harus lanjut terus hingga decacorn dan seterusnya. Untuk negara seperti Indonesia meskipun kita yang terbanyak di Asia Tenggara, tapi dengan size ekonomi kita sekarang 16 terbesar di dunia sudah lebih 1 triliun dollar AS, dari lima unicorn ini saya lihat belum masuk kategori 100 orang terkaya di Indonesia," katanya di Jakarta, Sabtu (22/2/2020).

Jadi artinya, lanjut dia, Indonesia membutuhkan lebih banyak wirausaha. Dengan demikian, ekonomi Indonesia mulai beralih dari yang semula berbasis perdagangan sumber daya umum dan sumber daya alam menjadi berbasis teknologi.

Tahun ini, Bambang berharap ada tambahan hingga lima perusahaan digital yang bisa menggapai status unicorn. Bahkan, ke tingkat level berikutnya yaitu decacorn.

"Tentunya tahun ini, dari tahun lalu sudah lima, tahun ini kita harapkan bisa ada tambahan tiga sampai lima lagi. Kita harapkan dari lima unicorn bisa masuk decacorn. Intinya, kita ingin mereka berkembang," katanya.

Baca juga: Tantangan IPO Startup Kecil Lebih Besar Dibanding Unicorn, Mengapa?

Menristek juga mengingatkan, status lima perusahaaan yang sudah mencapai tahap unicorn bila tak mampu berinovasi dan gagal mengelola keuangannya dengan benar, maka status tersebut bakal hilang.

"Dan jangan lupa bahwa ini bukan otomatis kalau perusahaan tetap unicorn. Suatu saat bila tidak terkelola dengan baik, tidak bisa menjaga product development dengan baik, bisa turun lagi," ucapnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Jokowi Ingin Moda Transportasi di Jabodebek Terintegrasi dan Diurus oleh Satu Organisasi

Jokowi Ingin Moda Transportasi di Jabodebek Terintegrasi dan Diurus oleh Satu Organisasi

Whats New
Tantangan 'Tech Winter' Bikin Startup Harus Lebih Bijak Kelola Keuangannya

Tantangan "Tech Winter" Bikin Startup Harus Lebih Bijak Kelola Keuangannya

Whats New
Anak Buah Luhut: Permintaan Motor Listrik Bersubsidi Rp 7 Juta Naik Dua Kali Lipat

Anak Buah Luhut: Permintaan Motor Listrik Bersubsidi Rp 7 Juta Naik Dua Kali Lipat

Whats New
Luhut: Presiden Jokowi akan 'Soft Launching' Kereta Cepat Jakarta-Bandung 1 Oktober 2023

Luhut: Presiden Jokowi akan "Soft Launching" Kereta Cepat Jakarta-Bandung 1 Oktober 2023

Whats New
Terus Bangun RS Baru, Mayapada Hospital Target Pendapatan Tumbuh 30 Persen Tahun Ini

Terus Bangun RS Baru, Mayapada Hospital Target Pendapatan Tumbuh 30 Persen Tahun Ini

Whats New
Karier.mu Berikan Modal Tambahan untuk Peserta Prakerja, Ini Caranya

Karier.mu Berikan Modal Tambahan untuk Peserta Prakerja, Ini Caranya

Work Smart
Bank Mandiri Gunakan 4 Pilar Cegah Tindak Korupsi dan Gratifikasi

Bank Mandiri Gunakan 4 Pilar Cegah Tindak Korupsi dan Gratifikasi

Whats New
Penumpang Uji Coba KCJB Keluhkan Akses Jalan Sempit ke Stasiun Tegalluar

Penumpang Uji Coba KCJB Keluhkan Akses Jalan Sempit ke Stasiun Tegalluar

Whats New
Masyarakat Diminta Tak Beli Barang dari Luar Negeri via Jastip, Kenapa?

Masyarakat Diminta Tak Beli Barang dari Luar Negeri via Jastip, Kenapa?

Whats New
Akuisisi Menara XL Axiata, Mitratel Fokus Target Penyedia Jasa Menara Terbesar di RI

Akuisisi Menara XL Axiata, Mitratel Fokus Target Penyedia Jasa Menara Terbesar di RI

Whats New
Ada Gebyar Melayu Pesisir di Batam, Transaksi UMKM Ditargetkan Capai Rp 10 Miliar

Ada Gebyar Melayu Pesisir di Batam, Transaksi UMKM Ditargetkan Capai Rp 10 Miliar

Whats New
CIMB Niaga Jadi Pembeli Pertama Unit Karbon dalam Peluncuran Bursa Karbon

CIMB Niaga Jadi Pembeli Pertama Unit Karbon dalam Peluncuran Bursa Karbon

Rilis
Lelang Sukuk Negara, Pemerintah Kantongi Rp 8 Triliun

Lelang Sukuk Negara, Pemerintah Kantongi Rp 8 Triliun

Whats New
Dukung Transformasi Digital Industri Pembiayaan, Eendigo Jalin Kerja Sama dengan VIDA

Dukung Transformasi Digital Industri Pembiayaan, Eendigo Jalin Kerja Sama dengan VIDA

Whats New
Kemenperin Luncurkan Digitalisasi Sertifikasi TKDN, 22 Hari Kerja Bisa Terbit

Kemenperin Luncurkan Digitalisasi Sertifikasi TKDN, 22 Hari Kerja Bisa Terbit

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com