JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah menargetkan lima perusahaan berbasis digital atau perusahaan rintisan (startup) untuk naik kelas menjadi unicorn tahun ini.
Adapun aplikasi layanan di bidang kesehatan dan pendidikan diprediksi berpotensi meraih capaian tersebut.
"Masih yang digital, baik yang sifatnya on demand maupun market platform. Tapi, kita juga mulai melihat yang melayani permintaan-permintaan spesifik, seperti di bidang edukasi, kesehatan," kata Menteri Riset dan Teknologi (Menristek), Bambang Brodjonegoro di Jakarta, Sabtu (22/2/2020).
Baca juga: Kaleidoskop 2019: Indonesia Punya 1 Decacorn dan 4 Unicorn
"Tampaknya kebutuhan spesifik ini (kesehatan dan pendidikan) dalam bentuk digital akan menjadi salah satu potensial unicorn masa depan," lanjut dia.
Dia menilai kedua sektor tersebut sangat berpotensi, karena dari segi jumlah penduduk kelompok menengah yang bertambah banyak dengan kebutuhan akan layanan digital pada bidang kesehatan dan pendidikan semakin diminati.
Terlebih, adanya kemudahan serta efisien penggunaan aplikasi digital berbasis kesehatan dan pendidikan.
Selama ini, Indonesia baru mempunyai lima perusahaan unicorn, yaitu Gojek, OVO, Tokopedia, BukaLapak, dan Traveloka.
Terdapat dua dari lima perusahaan berbasis teknologi tersebut telah "naik kelas", yakni Gojek dan OVO gang kini menjadi decacorn.
Baca juga: Tantangan IPO Startup Kecil Lebih Besar Dibanding Unicorn, Mengapa?
Kelima perusahaan ini bisa menjadi acuan bagi perusahaan startup lainnya agar bisa berkembang serta berinovasi, pun mampu menghadapi tantangan global.
Sebab, menurut Bambang, persaingan usaha berbasis digital dianggap sengit.
"Maksud saya dari lima unicorn itu adalah kita membutuhkan entrepreneur yang lebih banyak. Dan kita harapkan entrepreneur itu bisa bermain di tataran global dan punya kemampuan bisnis ekspansi yang sangat besar. Itu bisa dicapai kalau perusahaan berbasis digital tadi bisa masuk unicorn," harapnya.
Sejak tahun lalu sudah beredar spekulasi bahwa calon unicorn baru Indonesia berasal dari dunia pendidikan, karena besarnya proporsi APBN yang dialokasikan untuk sektor tersebut.
Pada 2017, pemerintah juga sempat mempublikasikan daftar startup yang berpotensi menjadi unicorn.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.