Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER MONEY] Maksud Terselubung AS Masukkan RI ke Negara Maju | Cucu Luhut Masuk Forbes 30 Under 30

Kompas.com - 24/02/2020, 05:36 WIB
Erlangga Djumena

Editor

1. Maksud Terselubung AS Memasukkan RI sebagai Negara Maju

Amerika Serikat (AS) lewat Kantor Perwakilan Perdagangan atau Office of the US Trade Representative (USTR) di Organisasi Perdagangan Dunia ( WTO) mengeluarkan Indonesia dari daftar negara- negara berkembang lalu memasukkannya sebagai negara maju.

Seperti dilansir dari Business Insider, Sabtu (22/2/2020), kebijakan itu dilakukan pemerintah Donald Trump untuk mengurangi jumlah negara-negara yang selama ini dianggap mendapatkan perlakuan istimewa.

Menyandang status sebagai negara berkembang memang menguntungkan dari sisi perdagangan. Ini karena barang impor dari negara berkembang yang masuk ke AS mendapatkan bea masuk yang lebih rendah ketimbang komoditas negara maju.

Aturan memberikan perlakukan istimewa dalam perdagangan bagi negara-negara berkembang ditujukan untuk membantu negara-negara tersebut keluar dari kemiskinan.

Selengkapnya baca di sini

2. Selain RI, 24 Negara Ini Juga Dicabut AS dari Daftar Negara Berkembang

Amerika Serikat beberapa waktu lalu mengeluarkan sejumlah negara dari daftar negara- negara berkembang. Indonesia termasuk dalam daftar tersebut.

Dilansir dari South China Morning Post, Sabtu (22/2/2020), AS menyusutkan daftar internal negara-negara berkembang dan kurang berkembang.

Tujuannya untuk menurunkan batasan yang mendorong investigasi AS apakah suatu negara mengancam industri AS dengan subsidi ekspor yang tak adil. Hal ini berdasarkan catatan yang dirilis Perwakilan Perdagangan AS (USTR).

Negara-negara yang dikeluarkan dari daftar negara berkembang tersebut adalah Albania, Argentina, Armenia, Brazil, Bulgaria, dan China.

Simak selengkapnya di sini

3. Faye Hasian Simanjuntak, Cucu Menko Luhut, Masuk Jajaran Forbes Indonesia 30 Under 30

Faye Hasian Simanjuntak terpilih sebagai salah satu anak muda paling berpengaruh dalam Forbes Indonesia kategori "30 Under 30" 2020.

Siapakah Faye? Dia seorang cucu tertua dari keluarga Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan.

Sang kakek pun mengetahui prestasi cucunya dan mengungkapkan kebahagiaannya.

"Suatu kebanggaan tersendiri untuk saya sebagai kakek dari seorang perempuan belia bernama Faye, yang mendedikasikan cita-cita hidupnya untuk membuat sebuah 'Rumah' perlindungan bagi anak-anak dari bahaya kejahatan perdagangan manusia dan kekerasan seksual," tulis Luhut di akun instagram pribadinya @luhut.pandjaitan, Sabtu (22/2/2020).

Baca selengkapnya di sini

4. Ini Pertimbangan AS Cabut RI dari Status Negara Berkembang

Amerika Serikat (AS) mencabut sejumlah negara dari daftar negara berkembang. Selain itu, Indonesia, Brazil, India, dan Afrika Selatan juga dicabut dari preferensi khusus dalam daftar anggota Organisasi Perdagangan Dunia ( WTO).

Pernyataan ini dikeluarkan oleh Kantor Perwakilan Perdagangan AS (USTR). Pengamat perdagangan, Xue Rongjiu, mengatakan, pengumuman pencabutan beberapa negara itu dinilai telah merusak otoritas sistem perdagangan multilateral yang selama ini terjalin dengan baik.

"Tindakan unilateralis dan proteksionis seperti itu telah merugikan kepentingan China dan anggota WTO lainnya," kata Xue, dikutip dari The Star Online, Sabtu (22/2/2020).

Apa pertimbangan AS? simak di sini

5. RI Dicoret dari Daftar Negara Berkembang Gara-gara Donald Trump "Ngambek"

Amerika Serikat ( AS) lewat Kantor Perwakilan Perdagangan atau Office of the US Trade Representative (USTR) di Organisasi Perdagangan Dunia ( WTO) mengeluarkan Indonesia dari daftar negara- negara berkembang.

Dilansir dari Reuters, Minggu (23/2/2020), Trump mengaku jengkel dan merasa negaranya banyak dirugikan lantaran banyak negara yang pura-pura jadi negara berkembang agar mendapatkan perlakuan istimewa dalam beberapa kesepakatan dagang di WTO.

Di tahun lalu, Presiden AS dari Partai Republik ini pernah mengungkapkan kekecewannya pada negara-negara yang ekonominya sudah cukup besar, namun engggan melepaskan statusnya sebagai negara berkembang di WTO.

"WTO itu rusak ketika negara-negara kaya di dunia mengklaim sebagai negara berkembang untuk menghindari aturan-aturan WTO dan mendapat perlakuan khusus. Tak boleh lagi!" ujar Trump dalam akun Twitternya.

Selengkapnya baca di sini

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com