Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Awal Pekan, Rupiah Ditutup Merosot Tajam

Kompas.com - 24/02/2020, 17:20 WIB
Kiki Safitri,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS pada penutupan perdagangan di pasar spot pada Senin (24/2/2020) anjlok.

Mengutip data Bloomberg, rupiah ditutup pada level Rp 13.872 per dollar AS. Rupiah melemah 112 poin sebesar 0,81 persen dibanding penutupan Jumat Rp 13.760 per dollar AS.

Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan, pelemahan rupiah terdorong oleh sentimen kebijakan Bank Indonesia (BI) yang menurunkan suku bunga acuan BI 7 Day Reverse Repo Rate sebesar 25 basis poin menjadi 4,75 persen.

Baca juga: Awali Pekan, Rupiah Melorot ke Kisaran Rp 13.800 Per Dollar AS

"Ini mampu membuat investasi pada rupiah menjadi kurang diminati sehingga berpotensi mengalami tekanan," kata Ibrahim.

Sementara itu, sepanjang hari ini pergerakan rupiah juga belum lepas dari sentimen virus corona.

"Kekhawatiran akan penyebaran virus corona di luar China meningkat seiring dengan peningkatan tajam infeksi di Korea Selatan, Italia, dan Iran," ungkapnya.

Serangan virus corona di kota Italia juga membuat pemerintah mengambil kebijakan dengan menutup karnaval Venesia termasuk sekolah dan kota yang terdampak virus corona.

Kota Seoul Korea Selatan juga dalam keadaan siaga. Organisasi Kesehatan Dunia mengatakan, pihaknya mengkhawatirkan meningkatnya jumlah kasus tanpa kaitan yang jelas dengan China, tempat wabah dimulai.

Baca juga: Rupiah Akhir Pekan Ditutup Melemah

Di sisi lain, dampak secara ekonomi dari wabah virus corona juga menarik pembahasan para menteri keuangan negara G20 melakukan pertemuan di Riyadh, Arab Saudi.

Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) mengatakan, pertumbuhan ekonomi China tahun 2020 kemungkinan akan menjadi 5,6 persen atau turun 0,4 persen dibanding tahun lalu.

Dari sisi internal, kenaikan harga minyak minyak jenis Brent di pasar spot dunia kembali naik 2,8 persen menjadi 56,5 dollar AS per barrel. Sedangkan light sweet turun 2,9 persen sebesar 51,7 dollar AS per barrel.

Bagi rupiah, penurunan harga minyak menjadi sebuah berkah tersendiri.

Sebab, Indonesia adalah negara net importir minyak, yang mau tidak mau harus mengimpor demi memenuhi kebutuhan dalam negeri.

"Saat harga minyak turun, maka biaya importasinya menjadi lebih murah," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com