Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Imbas Virus Corona, Perekonomian China Bisa Rugi Rp 2.726 Triliun

Kompas.com - 25/02/2020, 18:02 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

BEIJING, KOMPAS.com - Virus corona diprediksi menciptakan kerugian sebesar 1,38 triliun yuan atau 196 miliar dollar AS yang setara sekira Rp 2.726 triliun (kurs Rp 13.908 per dollar AS) terhadap perekonomian China.

Hal ini diungkapkan mantan eksekutif senior Dana Moneter Internasional (IMF).

Dilansir dari South China Morning Post, Selasa (25/2/2020), Zhu Min, mantan deputi direktur pelaksana IMF periode 2011-2016 menyatakan, wabah virus corona bakal menciptakan kerugian bagi industri pariwisata sekira 900 miliar yuan atau 128 miliar dollar AS, setara kira-kira Rp 1.779 triliun pada Januari dan Februari 2020 dibanding tahun sebelumnya.

Baca juga: Bisnis Agen Travel ke China Babak Belur karena Wabah Corona

Sementara itu, belanja konsumen untuk produk makanan dan minuman diperkirakan anjlok 420 miliar yuan atau 59,7 miliar dollar AS, setara sekira Rp 830,3 triliun.

Adapun belanja online, khususnya untuk layanan hiburan dan pendidikan, akan menangkal sejumlah kerugian, ungkap Zhu yang saat ini menjabat kepala National Financial Research Institute di Tsinghua University di Beijing.

"Anjloknya konsumsi pada kuartal I 2020 akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi sebesar 3 hingga 4 persentase poin. Kita butuh pembalikan yang kuat dan ini butuh upaya 10 kali lipat," ujar Zhu.

Konsumsi rumah tangga adalah penopang perekonomian China dan menyumbang hampir 60 persen terhadap pertumbuhan ekonomi Negeri Tirai Bambu tersebut pada 2019.

Baca juga: China Saja Pernah Menolak Dicoret sebagai Negara Berkembang

Meski demikian, Zhu menuturkan, prediksinya tersebut tidak memasukkan angka penjualan mobil yang anjlok 20,5 persen pada Januari 2020 lalu dibandingkan tahun sebelumnya.

Angka ini merupakan yang terendah dalam 15 tahun menurut data Asosiasi Kendaraan Penumpang China.

Penjualan mobil pada dua pekan pertama Februari 2020 amblas 92 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2019, penyebabnya karena showroom tutup.

Sepanjang tahun 2020, asosiasi memperkirakan virus corona bakal menyebabkan penjualan mobil hanya mencapai 1 juta unit.

Adapun untuk perekonomian secara keseluurhan, kepala ekonom China Centre for International Economic Exchanges Chen Wenling mengatakan, meskipun jika produksi nasional telah kembali mencapai 80 persen pada akhir Februari 2020, pertumbuhan ekonomi China masih belum bisa mencapai di atas 4,5 persen.

Baca juga: Dampak Virus Corona, Sri Mulyani: Ekonomi China Turun 1 Persen, RI Bisa Turun hingga 0,6 Persen

Sebagai perbandingan, pertumbuhan ekonomi China pada kuartal IV 2019 mencapai 6,4 persen.

Sementara itu, para ekonom dari Natixis memproyeksikan pertumbuhan ekonomi China mencapai 2,5 hingga 4 persen pada kuartal I 2020. Ini bergantung pada seberapa cepat situasi kembali stabil dan efektivitas kebijakan stimulus yang digelontorkan pemerintah China.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Whats New
Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Whats New
Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Whats New
Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Whats New
Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Rilis
IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

Whats New
Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Whats New
Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Whats New
Harga Naik Selama Ramadhan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Harga Naik Selama Ramadhan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Whats New
Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Whats New
Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Whats New
4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

Spend Smart
Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Whats New
Menkeu: Per 15 Maret, Kinerja Kepabeanan dan Cukai Capai Rp 56,5 Triliun

Menkeu: Per 15 Maret, Kinerja Kepabeanan dan Cukai Capai Rp 56,5 Triliun

Whats New
Siap-siap, IFSH Tebar Dividen Tunai Rp 63,378 Miliar

Siap-siap, IFSH Tebar Dividen Tunai Rp 63,378 Miliar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com