Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dalam Dua Hari, Indeks Saham AS Anjlok Gara-gara Corona

Kompas.com - 26/02/2020, 07:02 WIB
Mutia Fauzia,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

Sumber CNN

KOMPAS.com - Pasar saham Amerika Serikat kembali berguguran pada Selasa (26/2/2020). Dikutip dari CNN, secara berturut-turut Wall Street mencatatkan penurunan dalam dua hari perdagangan akibat berita mengenai persebaran virus corona membuat investor gelisah.

Indeks Dow Jones Industrial Average pada perdagangan Selasa ditutup merosot 879 poin atau lebih rendah 3,2 persen. Dengan demikian, dalam empat hari terakhir, indeks saham Dow Jones sudah merosot 2.267 poin. Adapun dalam titik terendah perdagangan Selasa indeks tertua di dunia itu sempat turun 963 poin.

Saat ini Dow Jones tercatat lebih rendah 8 persen dari titik tertingginya. Sementara indeks S&P 500 ditutup lebih rendah 3 persen atau turun 7 persen dibanding dengan titik tinggi terbarunya. Sedangkan Nasdaq Composite mencatatkan koreksi 2,8 persen di penutupan perdagangan.

Baca juga: [POPULER MONEY] Ahok Temukan Banyak Masalah di Pertamina | Gaji Rata-rata Pekerja RI

"Ini bukanlah awal dari pasar yang bearish namun bisa jadi memang awal dari sebuah koreksi," ujar Direktur Portofolio Strategy EP Wealth Advisors Adam Phillips.

"Virus corona terus menyebar dan penanganannya masih menjadi isu," sambung dia.

Namun demikian, dia menilai harga saham yang berguguran justru merupakan hal baik. Sebab artinya pasar akhirnya menetapkan harga sesuai dengan risiko yang ditimbulkan virus.

"Pasar saham seharusnya tidak berada di titik tertinggi sepanjang masa karena virus corona. Risiko terbesar adalah pendapatan perusahaan. Dan Anda mulai melihat banyak perusahaan yang mengakui dan membuat proyeksi pendapatan yang lebih rendah," kata Phillips.

Baca juga: Akankah Pemerintah Suntikan Rp 15 Triliun Demi Selamatkan Jiwasraya?

Ekonom pun mengkhawatirkan dampak ekonomi dari wabah virus, termasuk pengaruhnya terhadap rantai pasokan global dan perdagangan.

Seorang Pejabat Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDS) mengatakan pembatasan perjalanan serta karantina sejauh ini terbukti berhasil di Amerika, tetapi CDS pada akhirnya memperkirakan jumlah pasien AS yang tertuliar virus corona akan meningkat.

Dalam sebuah pidato di sebuah konferensi Wakil Pimpinan Bank Sentral Amerika Serikat Federal Reserve Richard Clarida mengatakan bank sentral memantau dengan cermat penyebaran virus corona sekaligus dampak ekonominya.

Dia pun menambahkan, terlalu dini untuk berspekulasi tentang dampak secara lebih detail. Menurut Clarida The Fed akan merespon jika ada sesuatu yang memicu perubahan terhadap prospek ekonomi AS.

Baca juga: Sandiaga Uno: RI Masih Negara Berkembang, Belum Berpenghasilan Tinggi

Berita peningkatan jumlah kasus secara mendadak di Italia dan Korea Selatan menekan pasar global pada hari Senin, dengan Dow anjlok lebih dari 1.000 poin, sesuatu yang hanya terjadi dua kali sebelumnya dalam sejarah, dan terakhir terjadi di Februari 2018.

Indeks Volatilitas Pasar CBOE (VIX) yang sempat melonjak di perdagangan Senin (24/1/2020), kembali mencatatkan kenaikan 12 persen.

Obligasi safe haven US Treasury pun kembali meminat pembeli dengan yield obligasi 10-tahun turun ke level terendah baru sepanjang masa di bawah 1,32 persen.

Baca juga: Bisa Cuti 1 Bulan Saat Banjir, PNS Tetap Dapat Gaji dan Tunjangan

Harga emas yang reli pada awal minggu, tercatat lebih rendah.

Benchmark minyak AS dan global juga merosot lebih dalam lantaran ekspektasi permintaan yang lebih rendah untuk energi. Hal itu disebabkan adanya proyeksi ekonomi yang melemah akibat virus korona.

Minyak berjangka AS ditutup hampir 3 persen lebih rendah pada 49,90 dollar AS per barrel, sedangkan patokan minyak global turun 2,4 persen menjadi 54,95 dollar AS per barrel.

Baca juga: Rapat Bareng Bos Pertamina, Andre Rosiade Singgung Gaya Ahok

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber CNN
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com