Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Third Point LLC Minta Prudential Plc Pisahkan Bisnis di Asia, Ada Apa ?

Kompas.com - 26/02/2020, 14:00 WIB
Kiki Safitri,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Perusahaan aset manajemen asal Amerika Serikat (AS) Third Point LLC minta Prudential Plc memisahkan bisnis di Asia. Third Point saat ini memegang kurang dari 5 persen saham dan merupakan pemegang saham terbesar kedua Prudential.

Adapun kronologi permintaan Third Point, pada 24 Februari dengan mengirim beberapa surat yang ditujukan kepada dewan direksi Prudential yang diwakilkan oleh, Daniel Loeb.

Dalam surat permintaannya, Third Point mengaku kecewa terhadap kinerja keuangan Prudential. Maka dari itu ada tiga alasan Third Point meminta pemisahan bisnis di Asia dan AS.

Ketiga alasan tersebut antara lain, portofolio bisnis saat ini menghalangi investor untuk memiliki PruAsia.

Kedua, manajemen Prudential lebih memprioritaskan pertumbuhan dividen daripada reinvestasi dan ketiga, struktur perusahaan tidak konsisten dengan strategi Asia-Led.

Atas dasar pertimbangan itu, maka Third Point mendesak direksi Prudential untuk segera mengambil sejumlah tindakan dengan membuat dua perusahaan publik yang masing-masing memiliki strategi jangka panjang dengan cara memisahkan Jackson dari PruAsia.

Selanjutnya, Third Point meminta Prudential alih fokus dari pertumbuhan dividen ke strategi peningkatan valuasi jangka panjang sebagai pusat prioritas.

Third point juga meminta agar Prudential menghilangkan biaya seperti duplikasi biaya pusat basis operasional dan eksistensi pusat operasional di UK.

Selanjutnya, untuk melengkapi PruAsia dengan kepemimpinan lokal di tingkat manajemen, Prudential diharapkan bisa memperkenalkan skema insentif yang bisa menghasilkan valuasi jangka panjang sebagai entitas independen.

Indonesia dan Malaysia

Daniel Loeb mengatakan, salah satu keunggulan PruAsia adalah pasar yang menarik di Asia, dengan jejak kaki terkemuka di Asia Tenggara. Hari ini, pasar Asia Tenggara menghasilkan sekitar 60 persen dari total keuntungan PruAsia.

“Kami sangat gembira dengan pertumbuhan jangka pendek di Indonesia dan Malaysia, sebagai dua pasar yang menunjukkan percepatan pertumbuhan dalam beberapa tahun terakhir,” ujar Daniel Loeb melalui siaran resmi, Rabu (26/2/2020).

PruAsia adalah penyedia asuransi syariah dan takaful pada pasar Syariah di Indonesia dan Malaysia yang masing-masing mempunyai lebih dari 30 persen pangsa pasar di masing-masing segmen.

“Di Indonesia secara khusus, kami telah melihat perubahan strategi kekuatan agen dan produk akan mendorong produktivitas ke depan. Ini bisa menolong potensi tekanan penjualan jangka pendek di pasar Hong Kong,” jelasnya.

Saat ini Daniel Loeb menilai kekuatan agensi Prudential di Asia menjadi keunggulan. Ada lebih dari 325.000 agen Prudential yang tersebar di seluruh Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam.

Sebagai catatan, Third Point adalah perusahaan manajemen aset dengan nilai kelolaan senilai 14 miliar dollar AS.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

Work Smart
Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Whats New
Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com