Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yenny Wahid Minta Direksi Garuda Tak Gali Lubang Tutup Lubang, Kenapa?

Kompas.com - 27/02/2020, 16:44 WIB
Akhdi Martin Pratama,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisaris Independen PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Yenny Wahid meminta jajaran direksi maskapai itu tak mencari utang baru untuk menutupui utang yang akan jatuh tempo dalam waktu dekat.

Putri mantan Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) itu meminta agar jajaran direksi maskapai plat merah itu lebih kreatif dalam mencari pendanaan.

“Jadi harus ada sumber pendanaan baru untuk membayar utang, tanpa harus menerbitkan utang baru,” ujar Yenny di Jakarta, Kamis (27/2/2020).

Baca juga: Erick Thohir Mau Bubarkan 5 Anak Usaha Garuda Indonesia

Yenny mencontohkan, upaya yang bisa dilakukan direksi, yakni restrukturisasi utang. Tak hanya itu, jajaran komisaris juga mendorong direksi agar meningkatkan ancillary revenue.

Dengan adanya pendapatan baru diharapkan bisa menyehatkan keuangan Garuda Indonesia, yang pada akhirnya bisa membayar utang.

“Tapi intinya bahwa kita mendorong bahwa upaya-upaya korporasi yang perlu dilakukan untuk memastikan kita tidak gagal bayar. Nanti kita lihat, direksi akan melaporkan rencana aksi korporasinya seperti apa, dari situ kita lihat, apakah kita setujui atau tidak,” kata Yenny.

Menanggapi hal itu, Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengaku tengah berupaya merestrukturisasi utang-utangnya.

Restructure lah, kita semua orang punya capability untuk melakukan ini. Saya punya keyakinan Pak Fuad, Direktur Keuangan kami, punya kemampuan yang sangat menakjubkan dalam mengelola itu. Yang penting, anda lihat masih terbang enggak? Kalau (masih) terbang berarti persoalan utang (bisa) diselesaikan dalam ruangan tutup,” kata Irfan.

Baca juga: Tekan Biaya Leasing, Garuda Mau Rekrut Negosiator

Sebelumnya, PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk berencana mencari utang baru. Hal itu dinilai perlu dilakukan untuk membayar utang yang akan jatuh tempo dalam waktu dekat.

Ombudsman RI sempat menyebut, Garuda memiliki utang sebesar 500 juta dollar AS atau setara dengan Rp 7 triliun yang akan jatuh tempo pada Mei 2020.

Direktur Utama Garuda Irfan Setiaputra mengatakan, pihaknya akan membayar utang tersebut dengan menggabungkan kas perusahaan dan pengumpulan utang baru.

"Kami lagi restructuring, kami akan raise fund lagi," ujar dia di Kantor Kementerian Perhubungan, Jakarta, Jumat (24/1/2020).

Irfan belum bisa mendetail berapa porsi kas dan utang baru untuk melunasi utang yang segera jatuh tempo.

Kendati demikian, Irfan memastikan bahwa utang baru yang akan dikumpulkan maskapai pelat merah tersebut tidak akan lebih besar dari Rp 7 triliun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com