Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Belum Cocok Jadi Negara Maju, Ini Alasannya

Kompas.com - 27/02/2020, 19:19 WIB
Rully R. Ramli,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia dinilai belum pantas menyandang status negara maju seperti yang dinyatakan oleh Kantor Perwakilan Perdagangan Amerika Serikat (USTR).

Ekonom Senior Institute for Development of Economic and Finance (Indef) Aviliani mengatakan, terdapat perbedaan definisi maju antara USTR dengan World Bank.

Apabila mengacu kepada definisi negara maju USTR, Indonesia memang sudah bisa mendapatkan gelar negara maju. Salah satunya adalah kontribusi ekspor Indonesia terhadap global suda di atas 0,5 persen.

"Saat ini sudah 0,9 persen," kata dia, di Jakarta, Kamis (27/2/2020).

Baca juga: Sandiaga Uno: RI Masih Negara Berkembang, Belum Berpenghasilan Tinggi

Selain itu, Indonesia juga tergabung dalam organisasi internasional seperti G-20. Terakhir, Indonesia dinilai memiliki rata-rata pertumbuhan ekonomi tinggi, yakni di kisaran 5 persen.

Namun, menurut Aviliani angka pertumbuhan tersebut masih relatif rendah untuk negara sebesar Indonesia.

Kemudian, apabila mengacu kepada klasifikasi Bank Dunia, kriteria pertama negara maju ialah pendapatan nasional bruto yang di atas 12.000 dollar AS per kapita. Angka tersebut masih sangat jauh dari Indonesia.

Kemudian, jika melihat pendapatan per kapita nasional sebesar 3.840 dollar AS, World Bank masih mengkategorikannya sebagai negara berpendapatan menengah ke bawah.

"Indonesia masih kategori low middle income, penduduknya mayoritas di pertanian, pertanian masih mendominasi angkatan kerja sekitar 30 juta, sedangkan negara maju ada di industri dan jasa," ujarnya.

Baca juga: RI Dikeluarkan dari Daftar Negara Berkembang, Ini Kata Sri Mulyani

Aviliani juga menyoroti porsi ekspor nasional yang masih rendah terhadap produk domestik bruto (PDB), yakni sebesar 25 persen.

"Vietnam kontribusi ekspor terhadap PDB mencapai 105 persen," ucapnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com