Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengusaha Properti Didorong Cari Permodalan di Pasar Modal

Kompas.com - 27/02/2020, 20:37 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Permodalan yang dibutuhkan oleh industri properti cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini sejalan dengan peningkatan aktivitas pembangunan properti.

Selama ini, pinjaman dari perbankan masih menjadi pilihan utama sebagian besar perusahaan properti.

Namun masih lesunya pasar dan tingkat suku bunga dasar perbankan yang fluktuatif membuat perusahaan properti membutuhkan opsi pendanaan lainnya.

Baca juga: 5 Cara Maksimalkan Properti agar Layak Sewa

Pasar modal yang sebetulnya sudah cukup lama dikenal sebagai wahana untuk memperoleh pendanaan bagi perusahaan ternyata belum dimanfaatkan secara optimal oleh sebagian besar perusahaan pengembang anggota Real Estate Indonesia (REI) DKI Jakarta.

"Kenyataan kalangan pengusaha anggota REI di DKI Jakarta belum banyak memanfaatkan sarana Go Public untuk mendapatkan pendanaan yang lebih luas. Padahal industri properti adalah industri yang padat modal," jelas Ketua Dewan Pengurus Daerah (DPD) REI DKI Jakarta Arvin Iskandar dalam keterangannya, Kamis (27/2/2020).

Oleh karena itu, imbuh Arvin, pihaknya mengajak dan mendorong anggota REI, khususnya perusahaan yang merupakan anggota REI DKI Jakarta untuk lebih maju dan berkembang dengan cara mencari pendanaan alternatif melalui pasar modal.

Arbin mengaku, dalam melakukan ekspansi usaha, selama ini sebagian besar perusahaan anggota REI di DKI Jakarta, permodalan masih sangat bergantung kepada dana jangka pendek, lewat perbankan atau modal sendiri.

Baca juga: Harga Properti Mahal, Bisnis Kos-kosan Menggeliat

Padahal ada sumber-sumber pendanaan jangka panjang lain yang bisa dipilih di pasar modal seperti saham, sukuk obligasi dan instrumen di pasar modal lainnya.

"Harus diakui ketika pasar menurun, perusahaan ingin ekspansi usaha atau memperpanjang kredit di perbankan cukup sulit. Dengan go public maka akses pendanaan jangka panjang di pasar modal akan terbuka sehingga perusahaan semakin berkembang. Tata kelola perusahaan juga akan lebih baik. Kami juga mendorong BEI mensosialisasikan, bagaimana agar kemudian anggota REI di DKI Jakarta tertarik," ujar Arvin.

DPD REI DKI Jakarta dengan sekira 400 perusahaan akan terus melakukan sosialisasi kepada anggotanya agar tertarik melantai di bursa.

"Saya yakin pengusaha anggota REI yang tertarik. Tinggal bagaimana DPD REI DKI Jakarta dan BEI terus mensosialisasikan agar mereka tertarik," terang Arvin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Whats New
Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Work Smart
Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Work Smart
Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Whats New
Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Whats New
HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

Rilis
Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Whats New
Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Whats New
Freeport Indonesia Catat Laba Bersih Rp 48,79 Triliun pada 2023, Setor Rp 3,35 Triliun ke Pemda Papua Tengah

Freeport Indonesia Catat Laba Bersih Rp 48,79 Triliun pada 2023, Setor Rp 3,35 Triliun ke Pemda Papua Tengah

Whats New
KPLP Kemenhub Atasi Insiden Kebakaran Kapal di Perairan Tanjung Berakit

KPLP Kemenhub Atasi Insiden Kebakaran Kapal di Perairan Tanjung Berakit

Whats New
Wamenkeu Sebut Suku Bunga The Fed Belum Akan Turun dalam Waktu Dekat

Wamenkeu Sebut Suku Bunga The Fed Belum Akan Turun dalam Waktu Dekat

Whats New
PNS yang Dipindah ke IKN Bisa Tempati Apartemen Mulai September

PNS yang Dipindah ke IKN Bisa Tempati Apartemen Mulai September

Whats New
RMKE: Ekspor Batu Bara Diuntungkan dari Pelemahan Rupiah

RMKE: Ekspor Batu Bara Diuntungkan dari Pelemahan Rupiah

Whats New
Antisipasi Darurat Pangan di Papua Selatan, Kementan Gencarkan Optimasi Lahan Rawa di Merauke

Antisipasi Darurat Pangan di Papua Selatan, Kementan Gencarkan Optimasi Lahan Rawa di Merauke

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com