Sebab beberapa sumber yang menyebut adanya potensi blooming algae dan peningkatan suhu tidak ada data hasil pengukurannya. Semua info tersebut masih berupa dugaan.
"Informasi dari penyelam lokal di mana beberapa jenis hewan laut mati hingga kedalaman 12 meter juga masih bersifat kualitatif,” lanjutnya.
Namun jika fenomena tersebut benar, lanjut Ulung, hal itu dapat terindikasi dengan adanya pengaruh dari interaksi laut atmosfer yang mengontrol sebaran parameter fisis perairan.
Tentu saja hal tersebut berdampak terhadap perubahan kondisi lingkungan drastis dan memicu degradasi lingkungan dan potensi kematian biota.
Baca juga: Ketemu Pencuri Ikan, Menteri KKP: Kenapa Curi Ikan di Indonesia?
Jika dilihat melalui pemantauan satelit Aqua MODIS sekitar tanggal 25-26 Februari 2020, suhu di perairan Maluku Utara berkisar antara 22-30 derajat Celcius, kisaran suhu tersebut termasuk normal untuk biota perairan berdasarkan baku mutu perairan KEPMENLH Nomor 51 Tahun 2004.
"Tapi di Pantai Falajawa, suhu perairan cukup rendah yakni berkisar antara 19-22 derajat Celcius yang menandakan potensi upwelling. Juga didukung dengan data klorofil-a yang cukup tinggi di bagian utara hingga tengah Pulau Halmahera berkisar antara 0-2.58 mg/m3 menandakan potensi upwelling dan ledakan algae mungkin saja terjadi,” jelasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.