Alhasil, kekhawatiran pelaku pasar meningkat dan mendorong mereka keluar dari pasar keuangan, utamanya di negara-negara yang berisiko tinggi.
Investor kemudian beralih ke aset-aset safe haven (investasi dengan tingkat risiko rendah) dan ke negara-negara yang masih terlihat lebih baik.
"Akibatnya indeks harga di pasar keuangan yang ditinggalkan terjun bebas dan nilai tukar mata uang domestik juga mengalami pelemahan yang dalam. Itu yang terjadi dengan IHSG dan nilai tukar rupiah kita," pungkasnya.
Baca juga: BI Sebut Pengaruh Corona ke Pelemahan Rupiah Tak Sebesar Negara Lain
Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo mengatakan, kondisi pasar global termasuk Indonesia terdampak sentimen negatif akibat virus corona (Covid 19) yang mulai menyebar ke berbagai negara.
"Pasar keuangan global memang sedang mengalami radang. Karena memang dari seluruh negara tidak hanya Indonesia, memperkirakan dampak dari virus corona menyebar. Tidak hanya di kawasan Asia, ternyata sampai ke Amerika dan Eropa," katanya di Jakarta, Jumat (28/2/2020).
Karena kondisi tersebut, lanjut Perry, maka tak heran jika para investor global kecenderungannya melakukan aksi penjualan saham maupun obligasi.
Baca juga: Saat Sri Mulyani Gelisah Pikirkan Rencana Pindah Ibu Kota
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.