JAKARTA, KOMPAS.com - Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot mengalami pelemahan menutup akhir pekan ini. Rupiah terjun ke level Rp 14.300 per dollar AS.
Mengutip Bloomberg, rupiah ditutup pada level Rp 14.317 per dollar AS. Angka tersebut melemah sebesar 2,09 persen dibanding penutupan pasar sehari sebelumnya pada level Rp 14.025.
Adapun pada pembukaan perdagangan hari ini, Jumat (28/2/2020), rupiah berada pada level Rp 14.060.
Baca juga: Akhiri Pekan Rupiah Merosot ke Posisi Rp 14.318 Per Dollar AS, IHSG Turun 1,5 Persen
Ekonom sekaligus Direktur Riset Core Indonesia Piter Abdullah Redjalam mengatakan, melemahnya kurs rupiah akhir pekan ini tak terlepas dari fenomena wabah virus corona.
Piter menyebut, belum tertanganinya wabah corona di China dengan penyebaran yang semakin meningkat di beberapa negara seperti Korea Selatan dan Italia memunculkan kekhawatiran tinggi di pasar keuangan global.
"Investor global yang sudah menunggu sekian lama sekarang meyakini bahwa wabah ini tidak akan mudah diatasi," kata Piter kepada Kompas.com, Jumat (28/2/2020).
Piter berujar, butuh waktu yang lebih lama untuk menangani virus ini. Dampaknya terhadap perekonomian pun akan lebih besar dari yang selama ini diperkirakan.
Baca juga: Corona Bikin IHSG dan Rupiah Terkapar, Ini Kata Pemerintah
Alhasil, kekhawatiran pelaku pasar meningkat dan mendorong mereka keluar dari pasar keuangan, utamanya di negara-negara yang berisiko tinggi.
Investor kemudian beralih ke aset-aset safe haven (investasi dengan tingkat risiko rendah) dan ke negara-negara yang masih terlihat lebih baik.
"Akibatnya indeks harga di pasar keuangan yang ditinggalkan terjun bebas dan nilai tukar mata uang domestik juga mengalami pelemahan yang dalam. Itu yang terjadi dengan IHSG dan nilai tukar rupiah kita," pungkasnya.
Baca juga: BI Sebut Pengaruh Corona ke Pelemahan Rupiah Tak Sebesar Negara Lain
Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo mengatakan, kondisi pasar global termasuk Indonesia terdampak sentimen negatif akibat virus corona (Covid 19) yang mulai menyebar ke berbagai negara.
"Pasar keuangan global memang sedang mengalami radang. Karena memang dari seluruh negara tidak hanya Indonesia, memperkirakan dampak dari virus corona menyebar. Tidak hanya di kawasan Asia, ternyata sampai ke Amerika dan Eropa," katanya di Jakarta, Jumat (28/2/2020).
Karena kondisi tersebut, lanjut Perry, maka tak heran jika para investor global kecenderungannya melakukan aksi penjualan saham maupun obligasi.
Baca juga: Saat Sri Mulyani Gelisah Pikirkan Rencana Pindah Ibu Kota
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.