Sementara dari sisi investasi, ada harapan inisiatif Omnibus Law Cipta Kerja dari pemerintah bisa benar-benar efektif sehingga mendorong pertumbuhan investasi langsung asing (FDI) di dalam negeri hingga naik double-digit.
Namun jika ternyata tidak, Mikail memproyeksi pertumbuhan pengeluaran investasi hanya akan berada di kisaran 3,8 persen seiring dengan lesunya pertumbuhan kredit.
Baca juga: Garuda Enggan Komentari Rencana Istana Beli Pesawat Kepresidenan Lagi
Net ekspor, lanjut Mikail, diprediksi kembali terkontraksi sekitar -2 persen sejalan dengan prospek pelebaran defisit neraca dagang.
"Secara full-year, kami proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini pada level 4,85 persen. Namun jika Omnibus Law pun ternyata tidak terimplementasi, proyeksi pertumbuhan bisa lebih rendah lagi yaitu 4,6-4,7 persen," tandas Mikail. (Grace Olivia | Noverius Laoli)
Baca juga: Saat Sri Mulyani Gelisah Pikirkan Rencana Pindah Ibu Kota
Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul: Pasar babak belur, prospek pertumbuhan ekonomi tahun ini kian berat