Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Turun 6 Hari Berturut-turut, Harga Minyak Jatuh ke Level Terendah sejak Juli 2017

Kompas.com - 29/02/2020, 09:37 WIB
Erlangga Djumena

Editor

Sumber Antara

NEW YORK, KOMPAS.com - Harga minyak jatuh untuk hari keenam berturut-turut, setelah dalam akhir perdagangan Jumat (28/2/2020) waktu setempat (Sabtu pagi WIB), melorot ke tingkat terendah dalam lebih dari satu tahun. Hal ini sekaligus penurunan mingguan paling dalam sejak 2016.

Penyebaran virus corona dengan cepat ke berbagai penjuru dunia telah memicu kekhawatiran dampaknya terhadap perlambatan ekonomi global yang akan menekan permintaan energi.

Minyak mentah berjangka Brent paling aktif untuk pengiriman Mei turun 2,06 dollar AS atau 4,0 persen, menjadi 49,67 dollar AS per barrel, terendah sejak Juli 2017.

Baca juga: Harga Emas Berjangka Anjlok 75 Dollar AS, Apa Sebabnya?

Sementara minyak mentah berjanga Brent untuk pengiriman April kehilangan 1,66 dollar AS atau 3,2 persen, menjadi menetap di 50,52 dollar AS per barrel.

Adapun minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) jatuh 2,33 dollar AS atau 5,0 persen, menjadi ditutup di 44,76 dollar AS.

Itu adalah penutupan terendah untuk Brent dan WTI sejak Desember 2018.

Untuk minggu ini, Brent kehilangan hampir 14 persen, penurunan persentase mingguan terbesar sejak Januari 2016.

Baca juga: Dampak Corona Mulai Dirasakan RI: Modal Asing Kabur Rp 30 Triliun, Rupiah Terkapar

Sementara WTI merosot lebih dari 16 persen merupakan penurunan persentase mingguan terbesar sejak Desember 2008.

Kepanikan virus corona juga membuat pasar saham global dan harga-harga industri dan logam mulia anjlok, dengan kerugian sebesar 5 triliun dollar AS.

Virus corona menyebar lebih lanjut, dengan kasus yang dilaporkan untuk pertama kalinya di enam negara di tiga benua, menghancurkan pasar dan mendorong Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk meningkatkan peringatan risiko dampaknya menjadi "sangat tinggi."

"Secara virtual semua aset tetap berusaha untuk secara akurat mendiskon PDB dan dampak permintaan dari virus corona yang tampaknya masih menyebar daripada menyusut," kata Jim Ritterbusch, presiden Ritterbusch and Associates di Galena, Illinois, dalam sebuah laporan.

China melaporkan 327 kasus baru, terendah dalam lebih dari sebulan, tetapi wabah melonjak di tempat lain. Angka WHO terbaru menunjukkan lebih dari 82.000 orang telah terinfeksi, dengan lebih dari 2.700 kematian di China dan 57 kematian di 46 negara lainnya.

Baca juga: Corona Bikin IHSG dan Rupiah Terkapar, Ini Kata Pemerintah

Kemerosotan harga patokan minyak mentah Brent akan memusatkan perhatian pada pertemuan minggu depan antara Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya termasuk Rusia, yang secara kolektif dikenal sebagai OPEC+.

"OPEC+ harus memberikan penurunan produksi lebih dalam karena harga minyak tetap jatuh bebas," Edward Moya, analis pasar senior di OANDA di New York, mengatakan dalam sebuah laporan.

Beberapa anggota penting OPEC condong ke arah pengurangan produksi minyak yang lebih besar dari perkiraan sebelumnya, empat sumber dengan pengetahuan perundingan mengatakan.

Arab Saudi, produsen terbesar di OPEC, dan beberapa anggota lainnya sedang mempertimbangkan pengurangan satu juta barel per hari (bph) untuk kuartal kedua 2020, naik dari pemotongan yang awalnya diusulkan 600.000 barel per hari, kata sumber tersebut.

OPEC+ dijadwalkan bertemu di Wina pada 5-6 Maret.

Baca juga: Virus Corona Kian Menyebar, Ekonomi RI Sudah Terasa Dampaknya?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Antara
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com