Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kebijakan Sektor Perumahan Dorong Bisnis KPR Subsidi

Kompas.com - 29/02/2020, 15:14 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Stimulus kebijakan di sektor perumahan yang disuntikkan pemerintah dipandang menjadi bantalan efektif untuk perekonomian nasional dan mendorong penyaluran Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Subsidi.

Stimulus kebijakan ini diluncurkan sebagai antisipasi terhadap dampak penyebaran virus corona pada perekonomian.

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira Adhinegara mengatakan, langkah pemerintah menjadikan sektor perumahan sebagai stimulus pertumbuhan ekonomi dipercaya tidak hanya mendongkrak sektor properti.

Baca juga: Penyaluran Kredit BTN Naik, Ditopang KPR

Sebab, sektor tersebut diyakini akan memiliki dampak turunan terhadap 170 industri terkait.

"Sektor properti di segmen menengah ke bawah trennya masih cukup baik. Asal stimulusnya tepat sasaran bisa berdampak ke sektor lain misalnya pertambangan pasir, industri kaca keramik, dan transportasi logistik," kata Bhima dalam keterangannya, Sabtu (29/2/2020).

Bhima menambahkan, stimulus sektor perumahan yang diberikan pemerintah tersebut diyakini juga akan mendongkrak kredit konsumsi perbankan khususnya KPR Subsidi. Segmen KPR ini diperkirakan ikut terdongkrak dan akan tumbuh.

"Setidaknya pertumbuhan kredit konsumsi tidak terlalu rendah dibawah 5 persen. Karena mengandalkan kredit kendaraan bermotor cukup sulit, maka KPR segmen MBR (Masyarakat Berpenghasilan Rendah) jadi jalan keluarnya," paparnya.

Dihubungi terpisah, ekonom Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Indonesia Fajar B Hirawan menilai langkah pemerintah yang menjadikan sektor perumahan sebagai stimulus pertumbuhan ekonomi sudah tepat.

Baca juga: Sasar Milenial, BTN Targetkan KPR Tembus Rp 3 Triliun

Sebab, sektor perumahan merupakan bagian sektor konstruksi.

Menurut dia, jika dilihat dari struktur PDB Indonesia pada sisi lapangan usaha, sektor konstruksi menempati posisi keempat, setelah industri manufaktur, pertanian, dan perdagangan/ritel.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com