BEIJING, KOMPAS.com - Berdasarkan hasil survei bisnis asing yang dirilis pekan ini menunjukkan, banyak orang di China yang masih belum kembali bekerja.
Hal tersebut utamanya terjadi di pabrik-pabrik industri asing yang beroperasi di China. Dengan demikian, maka berisiko meningkatkan kerugian pendapatan akibat virus corona yang telah menewaskan lebih dari 2.700 orang di negara tersebut.
Seperti dilansir dari CNBC, wabah virus corona telah membuat lebih dari setengah perekonomian di negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia itu memperpanjang masa penutupan produksi sejak Tahun Baru Imlek setidaknya satu minggu.
Baca juga: Akibat Corona, Pembukaan Penerbangan dari China ke Belitung Tertunda
Namun demikian, untuk memperkecil potensi persebaran virus, otoritas setempat pun menghimbau masyarakat untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang bersifat mengumpulkan banyak orang di satu tempat.
Beberapa kota seperti Beijing bahkan telah memberlakukan aturan karantina selama 14 hari untuk orang-orang yang baru saja kembali dari kota lain di negara tersebut.
Gangguan arus perjalanan, yang terjadi baik untuk arus perjalanan manusia maupun barang merupakan tantangan utama bagi perusahaan asing di China saat ini.
Ketua Kamar Dagang AS yang berbasis di Beijing Greg Gilligan pun mengatakan, masih banyak orang yang memilih untuk tinggal di beberapa kota yang tersebar di China dan tidak bisa kembali ke tempat tinggal mereka.
Baca juga: BI: Modal Asing Keluar dari Indonesia Rp 30,8 Triliun akibat Sentimen Corona
Sebagian besar dari 169 perusahaan yang merespon survei yang dilakukan oleh kamar dagang setempat menilai masih terlalu awal bagi mereka untuk bisa memutuskan besaran kerugian dari penangguhan produksi tersebut.
Adapun 10 persen di antaranya menilai, kerugian akibat virus corona yang membuat rantai produksi nyaris mati di Negeri Tirai Bambu itu bisa mencapai 71.400 dollar AS atau setara dengan Rp 999,6 miliar per hari (kurs Rp 14.000).
Secara lebih rinci, Kamar Dagang Amerika Serikat untuk Beijing menilai, jika bisnis mereka bisa kembali berjalan normal per 30 April, maka hampir separuh dari proyeksi pendapatan mereka di China bakal terkikis. Namun jika ancaman virus tersebut bakal terus berlangsung hingga 30 Agustus, para pengusaha yang menjadi responden survei menilai lebih dari 50 persen pendapatan mereka jeblok.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.