Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Meksiko, Pesawat Kepresidenan Dijual untuk Rawat Orang Miskin

Kompas.com - 01/03/2020, 10:35 WIB
Muhammad Idris

Penulis

MEKSIKO, KOMPAS.com - Baru-baru ini, publik di Indonesia dihebohkan dengan isu pemerintah Jokowi membeli pesawat kepresidenan baru. Belakangan, pemerintah meluruskan, kalau sejauh ini tidak ada pengadaan pesawat kepresidenan baru, melainkan menyewa pesawat Garuda Boeing 777-300 ER untuk menghadiri KTT di Amerika Serikat (AS).

Di Meksiko, pesawat kepresidenan yang dipakai saat ini dinilai terlalu mewah sehingga pemerintah malah ingin segera menjualnya, ketimbang jadi transportasi resmi presiden.

Dilansir dari CNN, Minggu (1/2/2020), Presiden Andres Manuel Lopez Obrador menegaskan kalau dirinya tak membutuhkan pesawat tersebut dan memilih untuk menjual cepat. Pesawat kepresidenan itu merupakan peninggalan dari pendahulunya, Enrique Pena Nieto.

Lopez menggambarkan kalau pesawat itu sebagai simbol kemewahan pemerintah yang berlebihan. Dirinya selama ini dikenal lebih sering menggunakan penerbangan komersial untuk melakukan perjalanan dinasnya ke beberapa kota di Meksiko.

Baca juga: Garuda Enggan Komentari Istana Sewa Pesawat Kepresidenan

Sejak kampanye, Lopez yang menggambarkan dirinya sebagai pemimpin anti kemapapan ini sudah bersumpah untuk menjual pesawat mewah itu jika terpilih jadi presiden.

Menurutnya, daripada jadi pesawat dinas yang lebih sering banyak menganggur sejak pelantikannya pada Oktober 2018 lalu, lebih baik uang dari penjualan pesawat digunakan untuk membantu rakyat miskin di negaranya.

Pesawat kepresidenan milik Meksiko itu memang terbilang mewah. Dengan kapasitas penumpang 80 orang, pesawat itu memiliki kamar khusus "presidential suite" yang luas serta dilengkapi dengan kamar mandi pribadi yang mewah.

Meski begitu, pesawat itu belum juga laku terjual sejak dilego tahun lalu. Meksiko pernah berupaya menjualnya ke Kanada dan AS, namun upaya itu tak berhasil. Bahkan, pemerintah Meksiko pernah menawarkan pesawat kepresidenan kepada kedua negara itu agar ditukar dengan peralatan medis.

Baca juga: Istana Sewa Pesawat Garuda untuk Kunjungan Jokowi ke AS

Di sisi lain, terus menyimpan pesawat itu juga butuh biaya perawatan yang tinggi. Belakangan, lantaran sulit terjual, Lopez mengusulkan untuk mengundi dengan menjual tiket masing-masing seharga sekitar 27 dollar AS. Targetnya, pemerintah bisa menjual 6 juta tiket undian.

Pemenang undian itu akan jadi pemilik sah pesawat kepresidenan. Tiket undian itu dijual bersamaan dengan peringatan 158 tahun Perang Puebla yang jadi awal perjuangan kemerdekaan Meksiko atas Prancis.

Hasil dari penjualan undian itu akan dipakai untuk membeli peralatan medis rumah sakit pemerintah dan merawat orang-orang miskin yang sakit.

Pesawat bernama José María Morelos y Pavó itu dibeli pemerintah Meksiko pada tahun 2012 dengan harga 218,7 juta dollar AS. Harga pesawat yang mahal sempat membuat pembelian itu memicu kontroversi.

Selain kamar mewah, foto-foto dalam pesawat itu menunjukan sejumlah fasilitas mewah seperti tempat duduk kulit yang lebar dan tempat tidur double bed.

Lopez terpilih penjadi presiden lewat kemenangan telak pada 2018 lalu dengan slogan kampanye perang melawan korupsi.

Selain pantang menggunakan pesawat kepresidenan mewah itu, dia juga bersumpah untuk tidak tinggal di Istana Presiden yang menurutnya jadi simbol kemewahan.

Dia memilih tinggal di rumah pribadinya dan malah mengubah Istana Presiden menjadi museum yang terbuka untuk umum. Tak cuma itu, Lopez juga berjanji hanya akan menerima 40 persen gaji presiden.

Baca juga: Istana: Sewa Pesawat Garuda atas Permintaan Jokowi, Biaya Lebih Murah

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com