Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Digitalisasi Dorong Terealisasinya Kedaulatan Pangan

Kompas.com - 02/03/2020, 19:32 WIB
Kurniasih Budi

Penulis

KOMPAS.com - Kemandirian pangan diyakini berpotensi mengatasi defisit neraca perdagangan di Tanah Air.

Praktisi Ekonomi Syariah serta Koperasi Digital, Chandra Vokav Saritua, mengatakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) mesti menekan impor barang konsumsi, utamanya hasil pertanian.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), impor barang konsumsi hasil pertanian sepanjang 2019 tercatat 18 miliar dollar AS atau sekitar Rp 250 triliun.

“Bila impor itu dapat ditekan, sama artinya mencetak minimal 2 juta orang agropreneur baru," ujar Chandra dalam pernyataan tertulis, Senin (2/3/2020).

Baca juga: Cerita Ujang, Petani Milenial yang Stabilkan Harga Bawang hingga Dipanggil Jokowi

Menurut dia, strategi tersebut tak hanya dapat mencetak lapangan pekerjaan baru, melainkan juga mengurangi kemiskinan.

“Itu sesuai harapan Presiden Jokowi karena para agropreneur baru tersebut akan jadi motor penggerak perekonomian," ujarnya.

Pemerintah, ia melanjutkan, sebaiknya segera merealisasi rencana penerapan kebijakan satu pintu atas seluruh program penguatan koperasi dan UMKM yang saat ini tersebar di 18 kementerian/lembaga.

Dengan begitu, anggaran Rp 33 triliun yang digelontorkan pemerintah dapat efektif mendukung berkembangnya koperasi dan UMKM.

Lewat kebijakan satu pintu, ia menambahkan, program pemberdayaan UMKM dapat direncanakan dengan baik.

“Ultimate goal yang jelas, roadmap yang detail, dan time frame yang menantang akan dapat tersusun dengan gamblang," kata Ketua Bidang Koperasi Digital Asosiasi Koperasi Simpan Pinjam Indonesia (Askopindo) itu.

Tiga langkah strategis

Chandra mengatakan, ada 3 prioritas yang bisa dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut.

Pertama, pendataan industri pangan meliputi pertanian, peternakan, dan perikanan yang komprehensif.

Varian green bean yang bisa kamu dapatkan di Jakarta Coffee Week 2019Albert Supargo Varian green bean yang bisa kamu dapatkan di Jakarta Coffee Week 2019

Dalam mendata industri pangan tersebut, imbuh dia, dibutuhkan aplikasi digital. Dengan begitu, pemerintah memiliki big data petani dan nelayan di seluruh daerah.

Lewat pemetaan berbasis data tersebut, pemerintah bisa mengetahui distribusi barang impor hasil pertanian senilai 10 miliar dollar AS itu diserap.

"Jadi kita tahu harus fokus di mana untuk mendorong, melatih, dan mendampingi para petani baru guna produksi komoditas yang berkualitas dalam misi kedaulatan pangan," ujarnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com