Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Redam Dampak Corona, Menperin Dorong Tarif Listrik Industri Didiskon

Kompas.com - 04/03/2020, 17:27 WIB
Mutia Fauzia,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah tengah berupaya untuk meningkatkan kinerja industri yang tengah tersendat lantaran mandeknya impor bahan baku dari China.

Hal itu disebabkan oleh virus corona yang membuat industri manufaktur, termasuk untuk produk bahan baku dari Negeri Tirai Bambu itu hingga saat ini masih belum berjalan normal.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita pun mengatakan, salah satu langkah pemerintah yang saat ini sedang dijajaki, yaitu untuk memberi diskon tarif listrik kepada industri di jam-jam tertentu.

Baca juga: Pemerintah Siapkan Stimulus EKonomi untuk Dongkrak Ekspor-Impor

"Saya sudah bicara kepada PLN agar PLN memberikan diskon kepada industri pada jam-jam tertentu," ujar Agus ketika memberi keterangan di Jakarta, Rabu (4/3/2020).

Lebih lanjut Agus mengatakan, diskon tersebut nantinya bakal berlaku untuk perusahaan-perusahaan yang proses produksinya memakan waktu hingga 24 jam.

Dia pun mengaku kebijakan tersebut sudah dalam proses pembahasan dan akan segera dirilis.

Misalnya saja diskon tersebut bakal berlaku di kisaran pukul 21.00 WIB hingga 22.00 WIB sampai 05.00 WIB atau 06.00 WIB.

Baca juga: Impor dari China ke RI Anjlok 51 Persen akibat Virus Corona

"Itu sedang dihitung, tapi policy-nya sudah ada. Di mana industri yang melakukan produksi 24 jam dia akan diberikan diskon pada jam tertentu. Jam 09.00 - 10.00 malam sampai jam 05.00 sampai 06.00 pagi. Itu akan ada diskon, very soon," ujar dia.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan pemerintah bakal segera merilis paket kedua kebijakan stimulus untuk meredam dampak virus corona.

Paket stimulus tahap dua ini bakal ditujukan untuk menjaga kelancaran rantai pasokan barang yang mulai terganggu akibat aktivitas perekonomian yang terhenti di China.

Nantinya, besaran anggaran yang akan digelontorkan oleh pemerintah bakal lebih besar dari Rp 10 triliun.

Lebih lanjut, Ketua Umum Golkar itu mengatakan, di dalam paket stimulus yang baru dan sudah masuk dalam tahap finalisasi ada 4 kebijakan yang berkaitan dengan prosedural dan 4 kebijakan lain terkait fiskal.

Baca juga: Redam Dampak Corona, Sri Mulyani Longgarkan Izin Impor Bahan Baku

Harapannya dengan stimulus tersebut bahan baku bisa lebih mudah masuk ke dalam negeri dan proses produksi bisa dipercepat.

"Ini jadi salah satu paket yang sedang disiapkan untuk paket stimulus kedua. Paket ini sudah dilaporkan ke Presiden dan sudah difinalisasi, kira-kira akan ada 8 paket kebijakan yang disiapkan," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Terinspirasi Langkah Indonesia, Like-Minded Countries Suarakan Penundaan dan Perubahan Kebijakan EUDR

Terinspirasi Langkah Indonesia, Like-Minded Countries Suarakan Penundaan dan Perubahan Kebijakan EUDR

Whats New
Manfaat Rawat Inap Jadi Primadona Konsumen AXA Financial Indonesia

Manfaat Rawat Inap Jadi Primadona Konsumen AXA Financial Indonesia

Whats New
Kemenko Marves: Prabowo-Gibran Bakal Lanjutkan Proyek Kereta Cepat sampai Surabaya

Kemenko Marves: Prabowo-Gibran Bakal Lanjutkan Proyek Kereta Cepat sampai Surabaya

Whats New
Layani Angkutan Lebaran Perdana, Kereta Cepat Whoosh Angkut 222.309 Penumpang

Layani Angkutan Lebaran Perdana, Kereta Cepat Whoosh Angkut 222.309 Penumpang

Whats New
Laba Unilever Naik 3,1 Persen Menjadi Rp 1.4 Triliun pada Kuartal I-2024

Laba Unilever Naik 3,1 Persen Menjadi Rp 1.4 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
IHSG Diprediksi Menguat Hari Ini, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Diprediksi Menguat Hari Ini, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Imbal Hasil Obligasi Meningkat, Wall Street Ditutup Bervariasi

Imbal Hasil Obligasi Meningkat, Wall Street Ditutup Bervariasi

Whats New
Simak 5 Tips Raih 'Cuan' dari Bisnis Tambahan

Simak 5 Tips Raih "Cuan" dari Bisnis Tambahan

Whats New
Unilever Ungkap Dampak Boikot Produk pada Keberlangsungan Bisnis

Unilever Ungkap Dampak Boikot Produk pada Keberlangsungan Bisnis

Whats New
Daftar 7 Mata Uang Eropa dengan Nilai Tukar Terkuat

Daftar 7 Mata Uang Eropa dengan Nilai Tukar Terkuat

Whats New
Tingkatkan Layanan, Shopee Luncurkan Program Garansi Tepat Waktu

Tingkatkan Layanan, Shopee Luncurkan Program Garansi Tepat Waktu

Whats New
Kurs Mata Uang Vietnam ke Rupiah Sekarang

Kurs Mata Uang Vietnam ke Rupiah Sekarang

Whats New
[POPULER MONEY] Kata DHL soal Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta | Tesla Bakal PHK 2.688 Karyawan

[POPULER MONEY] Kata DHL soal Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta | Tesla Bakal PHK 2.688 Karyawan

Whats New
Cara Transfer BNI ke ShopeePay lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke ShopeePay lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Cara Beli Tiket PLN Mobile Proliga 2024 lewat HP

Cara Beli Tiket PLN Mobile Proliga 2024 lewat HP

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com